Rabu, 05 Agustus 2020

AKIDAH AKHLAK KELA X BAB II

AYO MENGENAL SIFAT-SIFAT ALLAH BAGIAN I



A. Sifat Wajib Bagi Allah

Sifat wajib bagi Allah Swt adalah sifat-sifat yang pasti (wajib) dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai Pencipta alam dan seisinya. Setiap mukalaf wajib meyakini secara mantap tanpa keraguan, bahwa Allah pasti bersifat dengan segala kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya.  Berikut ini 20 sifat wajib bagi Allah. 

1) Wujud (Ada)
Allah adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun, dan tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Ayat yang menjelaskan sifat Allah ini dalam al-Qur’an: 
Artinya:
“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. as-Sajadah [32]: 4)

2) Qidam (Terdahulu/Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu dari pada apa yang diciptakannya. Ayat yang menjelaskan dalam alQur’an:
Artinya:
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Hadid [57]: 3)

3) Baqa’ (Kekal)
Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an: 
Artinya:
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Qashash [28]: 88)

4) Mukhalafatul Lil Hawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaannya)  
Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi dan menyerupai keagunganNya.
Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:  “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas [112]: 4)

5) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an: 

Artinya:
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”. (QS. al-Ankabut [29]: 6)

6) Wahdaniyah (Tunggal/ Esa)
Allah maha Esa atau Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya:
“Seandainya di langit dan di bumi ada Tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa”. (QS. al-Anbiya [21]: 22)

7) Qudrat (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah Swt. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya:
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqarah [2]: 20)

8) Iradat (Berkehendak)
Apabila Allah berkehendak, maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang mampu mencegah-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an : 

“Sesungguhnya perintahnya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ’jadilah!’ maka terjadilah ia.“ (QS. Yasin [36]: 82)

9) ‘Ilmu (Mengetahui)
Allah Swt. Maha Mengetahui atas segala sesuatu, baik yang tampak atau tidak tampak. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya:
“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hadid: 4)

10) Hayat (Hidup)
Allah Swt. adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. al-Furqon [25]: 58)  

11) Sama’ (Mendengar)
Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati. Ayat yang menjelaskan dalam al- Qur’an: 

“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Maidah [5]: 76)

12) Basar (Melihat)
Allah melihat segala sesuatu. Penglihatan Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

 “Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. al-Isra’ [17]: 1)

13) Kalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan dari  apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab-kitab yang diturunkan lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam al Qur’an:
 
Artinya:
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. al-A’raf [7]: 143)

Terdapat adanya persamaan antara kalam Allah dengan kalam manusia, maka itu hanya pada bahasa atau lafal saja tidak pada hakikat, karena sifat kalam pada Allah adalah kadim dan tidak terdiri dari huruf-huruf yang merupakan bahasa manusia. Sedangkan al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa Arab merupakan manifestasi dari sifat kalam yang kadim itu terdiri dari huruf-huruf. 

Dengan sifat kalam ini, Allah menyampaikan apa yang dikehendaki kepada para RasulNya, yakni wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan melalui wahyu ini terwujud ajaran-ajaran yang kemudian membentuk suatu agama yang disebut Islam. Jadi Islam adalah
agama wahyu yang berasal dari kalam Allah.

14) Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:

 “Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)

15) Muridan (Berkehendak)
Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara, maka tidak ada yang bisa menolak kehendak-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya:
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Hud [11]: 107)

16) ‘Aliman (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang ditampakan maupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah Yang Maha Esa. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 

Artinya: 
“Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu” (QS. an-Nisa [4]: 176) 
 
17) Hayyan (hidup)
Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur ataupun lengah. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an: 
ْ
 “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah dia Maha Mengetahui dosa-dosa hambaNya.” (QS. al-Furqon [25]: 58)

18) Sami’an (Mendengar)
Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hamba-Nya. Ayat yang menjelaskan dalam al-Qur’an:  

Artinya:
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al- Maidah [5]: 76)

19) Bashiran (Melihat)
Keadaan Allah yang melihat tiap-tiap yang maujud (benda yang ada). Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:  ْ

20) Mutakalliman (Berfirman atau berkata – kata)
Sama dengan Qalam, Mutakalliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud lewat kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para Nabi. Ayat yang menjelaskan dalam Al-Qur’an:  

Artinya:
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.” (QS. al-A’raf [7]: 143)

Sifat-sifat wajib bagi Allah yang terdiri atas 20 sifat itu dikelompokkan menjadi 4 sebagai
berikut.

1) Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang hanya berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud.

2) Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang menghilangkan sifat-sifat yang tidak layak atau tidak sesuai dengan kesempurnaan Allah. Ia menafikan sifat-sifat lawannya yang hanya sesuai sepenuhnya dengan makhluk dan mustahil adanya pada Dzat Allah. Yaitu sifat baru, binasa, bergantung kepada yang lain dan sebagainya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia karena ia adalah tidak sempurna. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidam, baqa’, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyat.

3) Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Ia menambah makna kesempurnaan pada Dzat Allah. Jikapun terdapat sifat-sifat tersebut pada manusia, maka persamaannya hanya pada lahir atau lafal saja, tidak pada hakikat. Misalnya, Allah mempunyai sifat ilmu dan juga manusia mempunyai sifat ilmu, tetapi limu Allah adalah mutlak, sedangkan ilmu manusia adalah relatif. Allah mengetahui sesuatu peristiwa di alam ini sebelum terjadinya, sedangkan manusia mengetahui setelah terjadinya. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu; qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam.

4) Sifat Ma’nawiyah, yaitu kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ma’nawiyah tidak bisa berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat ma’nawiyah merupakan hukum tersebut. Sifat ma’nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat ma’ani. Sifat ‘ilm misalnya pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu aliman (keberadaannya sebagai Dzat yang berilmu).  

Dengan demikian itu sifat ma’nawiyah juga ada tujuh sebagaimana ma’ani, yaitu: kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu hayyan, kaunuhu sami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu mutakalliman. 

B. Sifat Mustahil bagi Allah 
Sifat mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib. Maksudnya sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa jalla yang Maha Sempurna. Berikut sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya menurut dalil agama.

1) Adam (Tiada)
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari wujud yang artinya ada. Dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah SWT., yakni: 

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)

2) Huduts (Ada yang mendahului)
Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah Azza wa Jalla. Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya. 

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)

4) Mumatsalatu lil hawaditsi  (Ada yang menyamai)
Allah SWT. adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau menandingiNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)

5) Ihtiyaju lighairihi  (Memerlukan yang lain)
Allah SWT. tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran: 

“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra:111)

6) Ta’adud  (Berbilang)
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa. Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah SWT. tidak memiliki sekutu, tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan juga dalam ayat Al-Quran seperti dalam QS. al-Ikhlas ayat 1-4.
 
7) Ajzun (Lemah)
Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi Allah tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah SWT. Dalam Al-Quran dijelaskan: “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al-Baqarah: 20)

8) Karahah  (Terpaksa) 
Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran: 

 “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”(QS. Hud: 107)

9) Jahlun  (Bodoh)
Mustahil bagi Allah SWT. bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui.

10) Mautun (Mati)
Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya Tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-Quran:

 “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

11) Shamamun  (Tuli)
Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah SWT. adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu.

“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).

12) Ama (Buta)
Allah SWT. juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu. Tak ada satu hal pun yang luput dari penglihatan-Nya. 

“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)

13) Bakamun (Bisu) 
Allah SWT. tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah SWT. Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa. Allah berfirman: 

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah ‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)

14) ‘Ajizan  (Zat yang lemah)
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah SWT. adalah pencipta alam semesta dan segala isinya. Dia Maha Kuasa atas semua hal. Dia berfirman: 

“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah 109)

15) Karihan  (Zat yang terpaksa)
Allah SWT. bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya. Dia berfirman:

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)

16) Jahilan (Zat yang sangat bodoh)
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa yang ditampakkan atau disembunyikan.

17) Mayyitan  (Zat yang mati) 
Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.

18) Ashamma (Zat yang tuli)
Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.

19) A’ma  (Zat yang buta)
Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagunganNya.

20) Abkama (Zat yang bisu)
Allah bukanlah dzat yang bisu. Allh berfirman dan firmanNya tertuang dalam kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi. Allah berfirman: 

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah ‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164) 
 
C. Sifat Jaiz Allah
Pengertian sifat jaiz Allah adalah sifat yang mungkin (boleh) ada atau sifat yang mungkin (boleh) tidak ada pada Allah. Dalam kalimat lain, sifat jaiz ini adalah sifat yang bisa melekat pada Allah dan bisa pula tidak melekat pada Allah. Sebab semua adalah berdasarkan kehendak-Nya, maka Allah bisa melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. 

Apabila sifat wajib dan sifat mustahil Allah Swt. ada banyak, maka sifat jaiz pada Allah hanya satu yakni 
"Allah  dapat melakukan sesuatu hal dan dapat pula tidak melakukan sesuatu hal."

Tidak ada kewajiban atas-Nya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Tidak ada pula paksaan kepada-Nya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kehendak sepenuhnya ada pada Allah.

D. Keutamaan Mengenal Nama dan Sifat Allah
Mengenal dan mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah sangatlah penuh dengan kebaikan dan keutamaan, serta mengandung beraneka ragam manfaat.

1) Mengenal nama dan sifat Allah adalah ilmu yang paling mulia dan paling utama, yang kedudukannya paling tinggi dan derajatnya paling agung, karena mulianya ilmu dilihat dari mulianya sesuatu yang dipelajari. 

2) Semakin mengenal Allah berarti semakin mencintai dan mengagungkan-Nya, juga semakin takut, berharap, ikhlas dalam beramal kepada-Nya. Semakin seseorang mengenal Allah, maka semakin ia berserah diri kepada Allah, semakin ia menjalani perintah dan menjauhi larangan-Nya  dengan baik.  

3) Allah itu menyukai nama dan sifat-Nya, Allah pun suka jika nama dan sifat-Nya nampak bekasnya pada makhluk-Nya. Inilah bentuk kesempurnaan Allah. 

4) Iman akan semakin bertambah, semakin mengenal Allah maka akan semakin merasa bahwa Allah selalu bersamanya.

5) Jika seseorang mendalami nama dan sifat Allah berarti ia telah sibuk dalam tujuan ia diciptakan (yaitu untuk beribadah). Melalaikan mempelajarinya, berarti melalaikan dari tujuan penciptaan-Nya.

6) Menenangkan jiwa dan melapangkan hati. Juga ia akan merindukan surga Firdaus, hingga rindu melihat wajah Allah yang mulia.

7) Menguatkan iman. Diantara rukun iman yang enam adalah iman kepada Allah.  Itulah rukun iman yang paling afdal.

8) Mengetahui hukum dan ketentuan dengan baik karena mengenal Allah. 

9) Sebagai motivasi untuk kuat dalam sabar, semangat dalam ibadah, jauh dari kemalasan, takut berbuat dosa dan menghibur duka 

10) Disiplin dalam bersikap, bertanggung jawab dalam berbuat, karena Allah Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa yang dilakukan makhluk-Nya. 




Sumber:

Buku Siswa Akidah Akhlak Kelas X Direktorat KSKK Madrasah dan Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH

  Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...