Senin, 03 Agustus 2020

TAFSIR ILMU TAFSIR (KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH

BAB I 
KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH

Allah swt adalah penguasa alam semesta dan kebesarannya takkan pernah tertandingi oleh apapun dan siapapun. betapa banyak ayat-ayat dalam al-Qur'an yang menjelaskan betapa Maha Besar  dan Maha kuasaanya Allah di jagat raya ini. dalam al-Qur'an Surah An-Nahl ayat 65-70 dijelaskan:

Artinya:

65. dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkanNya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). 

66. dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.

67. dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. 

68. dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”,

69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. 

70. Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah  iketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. 

Ayat-ayat tersebut telah menguraikan beberapa bukti Kebesaran dan Kekuasaan Allah Swt. dari Penciptaan-Nya yang ada di bumi dan langit. Di mana, setiap Penciptaan-Nya itu memiliki hubungan yang saling memerlukan antara satu dengan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Allah Swt. telah menghendaki fungsi dari setiap Ciptaan-Nya pasti ada kesamaan dan perbedaannya.  

Adapun tujuan dari bukti-bukti Kebesaran-Nya itu, hakikatnya memberi peluang kepada manusia untuk menggali potensi akalnya secara maksimal. Manusia diajak untuk memikirkan kejadian-kejadian alam yang ada di sekitarnya, termasuk turunnya hujan dari langit yang dapat menghidupkan kembali tumbuh-tumbuhan kering sekalipun atau menyuburkan kembali kondisi tanah yang sudah mati (tandus).

Peringatan untuk manusia agar selalu mempelajari atas segala Ciptaan-Nya, Allah Swt. juga menggambarkan bahwa dari dalam perut binatang ternak terdapat cairan susu yang bergizi dan menyehatkan siapa saja yang mengkonsumsinya, padahal di sekitar perut binatang itu terdapat pula bagian yang menampung kotoran dan najis. Selanjutnya, Dia juga menerangkan bahwa buah kurma dan anggur merupakan rezeki yang baik dan dapat pula dijadikan minuman yang memabukkan. Hewan lebah diperintahkan untuk membuat sarang-sarangnya di tempat yang dihuni oleh manusia. Bahkan masing-masing dari lebah telah ditetapkan baginya rezeki dengan menghisap bunga dari pepohonan menjelang berbuah, sehingga menciptakan ragam rasa dan warna dari cairan madunya yang dapat dijadikan obat untuk berbagai penyakit manusia.

Selanjutnya, Allah Swt. juga telah menyebutkan tentang Kekuasaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menjadikan mereka dari tiada menjadi ada, kemudian Dia mematikan mereka. Namun, ada pula yang sebelumnya mereka diberi pengetahuan, kemudian daya ingatnya memudar sehingga menjadikan mereka pelupa atau pikun dan tubuhnya menjadi lemah. Begitulah Kuasa dan Kebesaran Allah Swt. adanya agar setiap kita dari hamba-Nya selalu menyadari dan memikirkan fenomena tersebut untuk dijadikan pelajaran dalam menguatkan keimanan kepada-Nya.

Selain al-Qur'an Surah An-Nahl : 65-70, dijelaskan pula kekuasaan dan kebesaran Allah swt dalam al-Qur'an Surah Yasin : 38-40 sebagai berikut:
Artinya:

38. dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. 

39. dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua.

40. tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya. 

Pada ayat ini, Allah Swt. menampakkan Ke-MahaKuasa-Nya berupa rekayasaterhadap peredaran matahari yang tetap pada pusat edarnya. Menurut Ibnu Abbas Ra. dan Ibnu Mas’ud Ra. bahwa matahari tidak pernah menetap dan diam, bahkan ia selalu beredar di waktu siang dan malam hari, tanpa istirahat. Sebagaimana disebutkan puladi surah Ibrahim ayat 33 : “dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari danbulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimumalam dan siang.”

Selain itu, Allah Swt. telah menjadikan bulan beredar pada garis edar (orbit) agar memudahkan manusia untuk bilangan tahun dan perhitungan waktu lainnya. Padapermulaan bulan, ia muncul dalam bentuk yang kecil lagi cahayanya redup kemudian tempat edarnya (manzilah) semakin tinggi dan cahaya bulan pun semakin terang hinggasempurna pada malam keempat belas untuk setiap bulannya. Kemudian kembalimeredup hingga malam ketigapuluh seperti melengkungnya tandan kurma tua yang mengering.

Adapun antara matahari dan bulan itu, masing-masing telah mempunyai batasan waktu yang mustahil dapat melebihi atau mengurangi batasan itu. Apabila matahari terbit, maka secara langsung bulan tenggelam dan begitupula sebaliknya. Sehinggatidak mungkin jika malam hari terjadi dalam kurun waktu duapuluh empat jam, ataupun siang harinya. Sebab, keduanya telah beredar pada tiap-tiap garis edarnya, sepertipengengkol pada mesin tenun yang ikut berputar, jika mesinnya berputar pula.

Maha Besar Kuasa Allah, Dialah Tuhan yang tidak dapat ditentang dan dicegah semua Kehendak-Nya serta Maha Mengetahui atas semua gerakan apapun dan semua yang diam sesuai dengan ketetapan ukuran atau batasannya masing-masing.

Setelah kita memahami sajian tafsir ayat di atas, untuk menambah wawasan mari kita cermati gambar beserta penjelasan berikut serta bandingkan perbedaan keduanya ! 

GEOSENTRIS DAN HELIOSENTRIS



Teori Geosentris adalah terori yang menyatakan bahwa bumi sebagai pusat tata surya, dimana matahari, bulan, dan benda - benda langit mengelilingi bumi berdasarkan pengamatan dari pergerakan matahari. Pada zaman itu,semua orang - orang mempercayai teori ini. Apabila ada yang tidak percaya dengan teori ini, maka orang tersebut akan dihukum mati.

Teori ini dikemukakan oleh beberapa filsuf seperti Amaximandaros, Aristoteles, Hipparchus, dan pada puncaknya yaitu Ptolomeus yang membuat peta benda - benda langit dalam buku Almagest yang dikenal sebagai model Geosentris atau Sistem Ptolemaik (Diambil dari nama Ptolomeus).



Teori Heliosentris dikemukakan oleh Nicolas Copernicus, seorang astronom asal Polandia pada zaman Renaisans. Teori ini menyatakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya, dimana bumi, planet, dan benda - benda langit berputar mengelilingi matahari.

Copernicus menyusun model tata surya Heliosentris yang kemudian dikembangkan oleh Galileo Galilei dan Johannes Kepler. Galileo berinovasi dengan mengembangkan teleskop guna mempertajam pengamatan astronomi, sedangkan Kepler menjadi ilmuwan pertama yang dapat menyusun secara tepat pergerakan planet - planet dengan matahari sebagai pusatnya. Dalam perkembangannya, Kepler memiliki 3 buah teori yang dikemukakan olehnya.

Selanjutnya dalam al-Qur'an Surah al-Isra : 12 juga dijelaskan kekuasaan dan kebesaran Allah swt.
Artinya:

12. Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
 
Pada ayat ini, Allah Swt. telah menampakkan dua tanda Kekuasaan-Nya kepada manusia yaitu pergantian waktu malam dengan waktu siang. Waktu malam diperuntukkan manusia beristirahat, sedangkan di waktu siang digunakan untuk bertebaran mencari nafkah. Silih bergantinya siang dan malam itu, dimaksudkan agar manusia dapat menunaikan kewajiban dunianya dan akhiratnya secara adil dan khusyu’. Malam merupakan waktu yang paling tepat untuk menenangkan pikiran dan hati dengan meningkatkan kualitas ibadah, seperti zikir, doa dan shalat malam. Begitu pula dengan waktu siangnya, di mana seseorang dapat beraktifitas dengan semangat dan penuh optimis sebab ketenangan jiwa yang telah diupayakan saat malam harinya.

Dengan adanya perbedaan waktu itu, manusia dapat dengan mudah menghitung tahun, bulan, minggu dan harinya termasuk usia yang telah dilaluinya. Tidak hanya itu, kemudahan lainnya adalah upaya penyusunan kalender yang bisa dilakukan untuk setiap awal tahunnya. Dengan demikian, semua aktifitas manusia di dunia ini dapat dilakukan dengan terencana dan terukur hasilnya.
 
Rekayasa waktu yang telah Allah Swt. tetapkan ini bukanlah suatu kebetulan dan kebiasaan, bagi orang-orang yang benar-benar mengimani Dia pasti akan dianugerahkan kemampuan untuk memaknai tanda-tanda Kekuasaan-Nya dengan menfungsikan akal sehatnya.

kemudian dalam al-Qur'an Surah al-Anbiya' : 30 dijelaskan pula kekuasaan Allah swt., melalui pemisahan bumi dan langit serta keajaiban air.

30. Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman. 

Dalam ayat ini, Allah Swt. mengawalinya dengan mempertanyakan sikap orang-orang mengingkari ketuhanan-Nya dan menyembah selain Dia. Sikap ini dibuktikan dengan tidak adanya perhatian mereka terhadap ciptaan Allah Swt. berupa asal mulanya langit dan bumi yang saling menyatu dalam kesatuan.

Lalu keduanya dipisahkan menjadi tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Dia pula yang memisahkan antara langit terdekat dengan bumi yang mengandung udara, sehingga langit itu dapat menurunkan air hujan yang dapat menjadikan bumimenjadi subur. Rekayasa alam yang menjadi bukti Kebesaran Allah Swt. ini bukanlah fenomena alam biasa yang dianggap biasa bahkan diabaikan. Sebagai orang yang  beriman, hendaknya manusia menjadikan fenomena luar biasa itu untuk menambah voltase kehambaan diri kepada Allah Swt. sebagai Sang Pencipta dan Perekayasa alam semesta beserta isinya.

Di sinilah, akan tampak jelas fungsi dari anugerah akal yang telah Dia sematkan kepada manusia dapat tergambar, apakah digunakan untuk meningkatkan kesyukuran atas nikmat Allah kepadanya atau justru tidak peduli dengan kejadian-kejadian tersebut. 

Selain itu, jika manusia benar-benar beriman, maka dia pasti akan bersyukur terutama atas nikmat air yang berlimpah sehingga dapat melangsungkan kehidupan di dunia yang lebih baik dan berkah. 

Sebenarnya masih banyak sekali ayat-ayat di dalam al-Qur'an  yang membahas tentang kekuasaan dan kebesaran Allah swt., namun keterbasan penyusun sehingga masih perlu banyak belajar, karena jika kita berhenti untuk belajar, maka lonceng kematian berbunyi. 

SEMOGA BERMANFAAT....!

Sumber

Buku Tafsir Kelas X Madrasah Aliyah Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH

  Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...