BADDIUZZAMAN DAN PENA ULAR
Senin, 17 Agustus 2020
SINOPSIS NOVEL BADDIUZZAMAN DAN PENA ULAR
Minggu, 09 Agustus 2020
AKIDAH AKHLAK KELAS X BAB I (BGN I)
AYO MENGHINDARI SIFAT/ SIKAP TERCELA BAGIAN I
Video Pembelajaran di youtube
A. Hubb al-dunya
1. Pengertian
Hubb al-dunya adalah cinta dunia yang berlebihan. Hubb al-dunya adalah sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan menggerus keimanan seseorang. Yang dimaksud hubb al-dunya di sini adalah mencintai dunia dengan melupakan kehidupan akhirat. Maksud dunia disini adalah segala sesuatu yang kurang bermanfaat di akhirat.
2. Dalil Naqli
Hubb al-dunya merupakan akhlak tercela yang harus dihindari,sebagaimana firman Allah:
”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbanggabanggaan tentang banyaknya harta dan anak”(QS. al-Hadid [57]:20).
3. Penyebab Hubb al-dunya
1) Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana mencapai kehidupan akhirat.
2) Suka mengumpulkan harta dengan menghalalkan berbagai macam cara.
”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. at-Takatsur [102]:1-2)
3) Kikir terhadap harta, tidak rela hartanya terlepas dari dirinya.
4) Serakah dan rakus serta tamak. Selalu ingin mengumpulkan harta walaupun sudah memiliki.
5) Tidak mau mensyukuri nikmat Allah.
4. Dampak Negatif
Ketika seorang muslim sudah menjadikan dunia ini sebagai tujuan utamanya, maka itu alamat dia telah terjebak dalam hubb al-dunya. Padahal, dalam prinsip akidah mukmin, dunia ini bukanlah tujuan. Melainkan hanya alat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak. Maka mereka yang hubb al-dunya akan memperoleh dampak negatif sebagai berikut.
1) Cinta dunia akan membuat mereka lalai kepada Allah.
2) Mereka yang begitu mencintai dunia akan mudah tergoyah imannya.
3) Sebagai sumber penyakit, cinta dunia sering mengakibatkan seseorang cinta terhadap hartanya dan di dalam harta terdapat banyak penyakit, antara lain tamak, rakus, pamer, dengki dan lain-lain.
4) Menghalalkan segala cara demi memperoleh kesenangan dunianya.
5) Membuat seseorang tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya di akhirat
5. Cara Menghindari
Betapa bahayanya hubb al-dunya baik bagi diri sendiri ataupun orang lain , maka kita harus berusaha menghindarinya dengan cara :
1) Mengingat bahwa kehidupan dunia itu hanya sementara. Islam tidak memerintahkan umatnya meninggalkan dunia, tetapi diperintahkan untuk menaklukkan dunia dalam genggamannya, bukan dalam hatinya.
2) Memperbanyak mengingat kematian.
3) Qana’ah yaitu merasa cukup terhadap yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas terhadap harta.
4) Mengingat bahwa apa yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.
B. Hasad
1. Pengertian
Hasad adalah penyakit hati ketika seseorang merasa tidak senang jika orang lain menerima karunia dari Allah. Hasad secara bahasa berarti dengki atau benci. Menurut istilah hasad adalah membenci nikmat Allah Swt. yang dianugerahkan kepada orang lain, serta menginginkan agar nikmat tersebut segera hilang atau terhapus dari orang lain.
Cinta harta dan gila jabatan dapat menimbulkan hasad Nikmat yang dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada hamba-Nya tidak sama. Ada manusiayang dikaruniai nikmat berupa harta benda, ada yang dikaruniai nikmat berupa anak, kecerdasan, kecantikan, dan lain sebagainya. Akan tetapi manusia yang mempunyai perilaku hasad merasa tidak senang jika orang lain menerima karunia-Nya.
2. Dalil Naqli
Allah berfirman:
Artinya:
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.” (QS. ali- Imran [3]: 120)
3. Sebab-sebab
Ada dua sebab utama yang membuat seseorang berlaku hasad, yang pertama adanya rasa permusuhan dan kebencian kepada seseorang. Yang kedua adanya sifat takabur atau sombong yakni merasa diri sendiri yang paling baik, paling benar atau paling hebat. Dari sifat dan sikap seperti ini seseorang tidak suka terhadap keberhasilan dan kemajuan yang dicapai orang lain.
“Jauhilah olehmu sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Ahmad)
Semua amal baik membutuhkan perjuangan keras, sangat disayangkan bila amal baik itu hanya lenyap dalam sekejap oleh perilaku hasad. Ibarat “Panas setahun terhapus dengan hujan sehari.” Sekali berbuat hasad, amal kebaikan yang telah dikumpulkan bertahun-tahun pun lenyap tidak berbekas.
AKIDAH AKHLAK KELAS X BAB I (BGN II)
AYO MENGHINDARI SIFAT/ SIKAP TERCELA BAGIAN II
A. Ujub
1. Pengertian Ujub
Secara bahasa (etimologi), ’Ujub, berasal dari kata ’ajaba yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Al-I’jabu bi al-Nafs berarti kagum pada diri sendiri. Yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
Secara istilah dapat kita pahami bahwa ’ujub yaitu suatu sikap membanggakan diri, dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada kemampuan diri. Imam Ghozaly menuturkan, “Perasaan ’ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaan kepada Allah.”
Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu? Allah berfirman :
Artinya:
”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Maidah [5]: 120)
Dengan demikian hakikat ujub adalah membanggakan diri atas kenikmatan yang ia dapati dengan melupakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah.
2. Dalil Naqli
Rasulullah Saw. bersabda :
Artinya:
“Tiga perkara yang membawa kepada kehancuran: pelit, mengikuti hawa nafsu, dan suka membanggakan diri. “(HR. ath-Thabari, hadits Hasan).
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sifat ujub adalah sebagai berikut:
1) Banyak dipuji orang. Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan perasaan ’ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya.
2) Banyak meraih kesuksesan. Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya akan mudah dirasuki perasaan ujub.
3) Kekuasaan. Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada
protes dari orang di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya.
4) Mempunyai intelektual dan kecerdasan yang tinggi
5) Memiliki kesempurnaan fisik. Orang yang cantik, postur tubuh ideal, tampan dan ia memandang kelebihan yang ada pada dirinya, serta lupa akan keberadaannya sebagai manusia maka akan cenderung ujub.
4. Dampak Negatif
1) Ujub akan membawa ke arah kesombongan (kibar), karena ujub merupakan salah satu sebab timbulnya kesombongan dan hal itu memberikan pengaruh negatif yang sangat banyak.
2) Meremehkan dosa dihadapan Allah, karena merasa ibadahnya sudah sempurna.
3) Melupakan nikmat itu pemberian dari Allah karena merasa bahwa keberhasilannya itu merupakan hasil usahanya sendiri bukan pemberian Allah
4) Tidak takut azab dan kemurkaan Allah karena ia meyakini bahwa ia telah mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.
5) Menggugurkan pahala, karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya.
6) Enggan bermusyawarah dan berdiskusi dengan yang lain, juga enggan bertanya mengenai hal yang tidak diketahui. Ia lebih senang pada pendapatnya sendiri.
7) Hilangnya rasa saling menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya dan menanamkan kebencian.
8) Enggan menerima nasehat orang lain karena menganggap orang lain lebih bodoh.
5. Cara Menghindari
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap muslim agar dirinya terhindar dari
penyakit ’ujub diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Selalu mengingat akan hakikat diri. Nyawa yang ada dalam tubuhnya semata-mata anugerah dari Allah. Andaikata Allah tiba-tiba mengambilnya, maka badannya tidak ada harganya sama sekali.
2) Sadar akan hakikat dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat menanam amal shaleh untuk kebahagiaan di akhirat.
3) Menyadari bahwa sesungguhnya nikmat itu pemberian dari Allah, bukan semata-mata hasil usahanya. Ilmu, harta, kesehatan semua itu hanyalah titipan dari Allah
4) Selalu ingat akan kematian dan kehidupan setelah mati
5) Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat Ujub.
6) Berusaha mau bekerja sama dan hidup saling menghargai
B. Sombong
1. Pengertian
Pengertian Sombong (Takabur)
Sombong (takabur) artinya adalah membanggakan diri sendiri. ”Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR. Muslim). Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin dalam bukunya, ”Halal Haram dalam Islam”, mencontohkan beberapa sikap sombong, diantaranya membantah guru, memperpanjang pembicaraan, serta menunjukkan adab buruk kepadanya. Bentuk kesombongan lain adalah menganggap rendah orang yang telah memberikan masukan kepadamu hanya karena dia berasal dari kalangan yang lebih rendah darimu.
Sombong itu merupakan anak dari ujub, akar dari sombong itu adalah ujub. Jadi, ujub itu melahirkan sombong. Terdapat perbedaan antara ujub dengan sombong. Adapun Ujub tidak memerlukan orang lain, sedangkan sombong membutuhkan orang lain sebagai pembandingnya. Islam melarang dan mencela sikap sombong. Allah berfirman:
Artinya:
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Luqman [31]: 18).
2. Dalil Naqli
Perbuatan sombong adalah perbuatan yang tercela dan sangat dibenci oleh Allah. Allah
berfirman:
Artinya:
”Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.”(QS. al-A’raf [7]: 146)
Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya:
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat kesombongan sebesar buah dzarrah.”(HR. Bukhari).
3. Sebab-sebab
1) Merasa apa yang diucapkan benar, sehingga menganggap orang lain salah
2) Gila pujian. Jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main dan bertambah keangkuhannya.
3) Merasa banyak ilmu, banyak harta. Namun lebih fatalnya, ada orang tidak kaya tetapi dia bersikap sombong. Rasulullah Saw. bersabda: ”orang fakir yang berlaku sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah juga tidak akan menyucikan, tidak akan memandang mereka , dan bagi mereka azab yang pedih.” (HR. Muslim)
4) Amal dan ibadah. Ia merasa nanti hidupnya selamat sampai di akhirat sedangkan orang lain dianggap tidak selamat.
5) Karena nasab (garis keturunan) dan kelebihan fisik yang dimiliki
4. Dampak Negatif
1) Menjadi penghalang masuk surga, karena tidak memiliki akhlak seorang mukmin. Akhak mukmin adalah pintu surga dan kesombongan penutup pintu surga.
2) Mendapatkan hukuman di dunia karena kesombongannya.
3) Membuat orang lain membenci perilakunya
5. Cara Menghindari
1) Meningkatkan ibadah kepada Allah
2) Meningkatan keimanan dan ketakwaan
3) Menyadari dosa yang akan menimpa pada orang sombong
4) Mengganti dengan berperilaku tawadu’
5) Ikhlas dalam melakukan perbuatan
6) Menyadari segala kekurangan sebagai manusia
7) Menyadari bahwa hidup ini hanya sementara
C. Riya'
1. Pengertian
Pengertian riya’ menurut bahasa berasal dari kata al-Riya’u ( اَلْرِيَاءُ ) yang artinya menampakkan. Yaitu memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.
Secara istilah riya’ adalah melakukan ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Menurut Imam Ghazaly riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapatkan pujian atau penghargaan. Salah satu sifat yang erat kaitannya dengan riya’ adalah sum’ah yaitu suka memperdengarkan atau menceritakan kebaikannya kepada orang lain.
2. Dalil Naqli
Allah berfirman :
Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.” (QS. al-Baqarah [2]: 264).
3. Sebab-sebab
1) Terlalu dikagumi orang lain
2) Lari dari celaan
3) Rakus akan apa yang diperoleh/ terdapat pada orang lain
4) Ambisi mendapatkan kedudukan atau kepemimpinan
5) Senang karena lezatnya pujian orang lain
6) Lalai akan dampak buruk riya’
4. Dampak Negatif
1) Riya’ lebih berbahaya dari pada fitnah Dajjal
2) Nilai amal saleh hilang.
3) Riya’ adalah syirik khofi (tersembunyi)
4) Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.
5) Akan merasa hampa dan kecewa apabila perhatian dan pujian yang ia harapkan ternyata tidak didapatnya.
6) Terkena penyakit rohani berupa gila pujian atau gila hormat
7) Bisa menimbulkan pertengkaran bila ia mengungkit-ungkit kebaikannya pada orang lain.
8) Lebih sangat merusak dari pada serigala menyergap domba
9) Menjadi sebab azab di neraka
10) Menambah kesesatan seseorang
5. Cara Menghindari
Penyakit riya’ jangan dibiarkan terus menerus merusak jiwa kita. Kita harus berupaya
untuk menghindarinya dengan cara sebagai berikut.
1) Memperbaiki niat ibadah semata-mata karena Allah
2) Menghindari sikap suka memamerkan perbuatan baik
3) Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
4) Meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah
5) Mengingat bahaya perilaku riya’
6) Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat riya’
7) Hidup sederhana
Sumber:
Buku Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2019
Rabu, 05 Agustus 2020
AKIDAH AKHLAK KELA X BAB II
AKIDAH AKLAK KELAS XI
Kemudian dilihat rishafnya (tempat asuk nashl pada anak panak) maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat dari nadhi-nya (batang anak panah) maka tidak didapati bekasnya, kemudian dilihat qudzadz-nya (bulu-bulu yang ada ada anak panah) maka tidak didapati pula bekasnya. Anak panah itu benar-benar dengan cepat melewati lambung dan darah hewan buruan. Ciri-cirinya: di tengah-tengan mereka; ada seorang laki-laki hitam, salah satu lengannya seperti payu dara wanita atau seperti daging yang bergoyang-goyang, mereka akan muncul di saat terjadi perpecahan di antara kaum muslimin.”
SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH
Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...

-
BAGAIMANAKAH SEBENARNYA ADAB KITA TERHADAP ORANGTUA DAN GURU? BAGAIMANA CARA MENGHORMATI MEREKA? Sumber: https://republika.co.id/berita/pq...
-
SIAPA TIDAK KENAL FATIMAH AZ-ZAHRA? sumber: https://muslimobsession.com/fatimah-sosok-ibu-bagi-ayahnya-1/ A. Fatimatuzazahra 1. Biografi S...
-
MENGIMANI ALLAH SWT MELALUI ASMAUL HUSNA Apa yang dimaksud dengan Asmaul Husna ? Al-Asma’ al-Husna berasal dari bahasa Arab الۡسماء اَلحسيى...