Jangan sombong dengan duniamu,
karena :
DUNIA ADALAH
POS PERSINGGAHAN
Hidup di dunia fana
ini, adalah tempat kita bekerja dan mencari bekal untuk kehidupan yang kekal
abadi kelak. Hal inilah yang jarang disadari oleh sebagian orang. Padahal
banyak alim ulama mengibaratkan bahwa hidup di dunia ini ibarat kita mampir
atau singgah minum di tengah perjalan panjang manusia. Mengapa dikatakan
perjalan panjang, karena kita pasti singgah di pos-pos yang telah Allah
tentukan sebelumnya di tengah perjalan panjang.
Sampai disini
mungkin kita masih bertanya-tanya apa maksud dengan pos-pos yang saya maksud di
atas. Baikla akan saya uraikan sedikit karena pengetahuan yang dimiliki oleh
makhluk hina spertiku sangatlah terbatas. Bagaikan tetesan air di luasnya
lautan pengetahuan Allah swt. Namun saya akan berusaha untuk menjelaskan setiap
pos persinggahan yang telah dilalui dan akan dilalui oleh manusia.
Pos persinggahan
yang pertama–tama dilalui oleh manusia setelah diciptakannya ruh adalah alam
kandungan. Dalam al-Qur’an Surah. Al-Mukminun; [23]:
12-14) dijelaskan bahwa manusia diciptakan Allah swt dari suatu saripati yang
berasal dari tanah. Kemudian air mani itu disimpan dalam tempat
yang kokoh yang disebut rahim. Lalu air mani itu dijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu dijadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu dibungkus dengan daging. Dan sentuhan terakhir daging tersebut dibentuk menjadi makhluk yang disebut manusia (bayi).
Sebelum
bayi tersebut lahir ke dunia yang fana, Allah swt memerintakan malaikat untuk
menuliskan 4 hal yaitu amal, rizki dan ajalnya,
serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.
Kemudian
persinggahan selanjutnya adalah alam dunia yang fana ini. Membahas kehidupan
dunia ini sangat luas dan kompleks dengan segala persoalannya yang tiada pernah
habis. Karena jika masalah yang dihadapi manusia itu sudah habis, itu artinya
kita sudah siap pamitan untuk melanjutkan perjalanan dan singgah di pos
selanjutnya.
Setelah pamit,
lanjut ke alam kubur. Di alam kubur, bisa menjadi taman-taman syurga dan bisa
pula menjadi taman-taman neraka. Itu tergantung dari setiap usaha dan amal
seseorang. Seperti di dunia menanam, di alam kubur setengahnya memanen apa yang
kita kita tanam. Dan hasil penuhnya nanti ketika kita di akhirat dengan hasil
yang memuaskan. Setelah dilakukan Mizan atau penimbangan terhadap seluruh amal
baik dan buruk sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Qaari’ah [101]:
6-11 yaitu Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka Dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan. Sedangkan orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah yaitu api yang
sangat panas.
Terakhir di alam akhirat, kita (manusia) akan
kekal di dalamnya. Namun sebelum menuju alam akhirat, kita harus melewati hari
yang begitu berat bagi ummat manusia yaitu hari itu dinamakan dengan hari
kiamat. Jadi alam kubur adalah pos persinggahan bagi orang-orang telah
meninggal sebelum menuju alam akhirat, celakalah bagi orang-orang yang hidup di
dunia dan bertemu dengan hari kiamat.
Dalam al-Qur’an
Surah al-Qaari’ah [101]: 1-5, dijelaskan apa itu hari kiamat? Dijelaskan pula
bahwa manusia pada hari itu adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan
gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Jadi, harta kekayaan
dan kemewahan hidup di dunia hanya sifatnya sementara, karena kita takkan abadi
hidup di dunia. Semua akan kembali pada-Nya, termasuk harta dan kemewahan itu
hanya titipan untuk kita jaga dan gunakan dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar