Jumat, 17 Januari 2020

MEMBACA DAN MENULIS 2




2
MEMBACA DAN MENULIS
ADALAH PERINTAH

















“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (mulia), yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al-Alaq; [95]: 1-5 )








APAKAH MEMBACA DAN MENULIS ITU?
  Sebelum membahas lebih jauh, saya akan sedikit membahas pengertian membaca dan menulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Membaca berasal dari kata baca kemudian diberi tambahan atau imbuhan mem pada awal kata menjadi membaca yang berarti melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Berdasarkan kamus ilmiah jiwa dan pendidikan, Membaca berasal dari kata dasar ”baca”, membaca merupakan ucapan lafadz bahasa lisan menurut peraturan-peraturan tertentu.
Kemudian, dalam bahasa Arab terdapat dua kata yaitu tilawah dan qiraati.  Kata tilawah mengandung makna mengikuti (membaca) apa adanya baik secara fisik maupun mengikuti jejak dan kebijaksanaan, atau membaca apa adanya sesuai dengan aturan bacaan yang benar dan baik. Sedangkan qiraati mengandung makna menyampaikan, menelaah, membaca, meneliti, mengkaji, mendalami, mengetahui ciri-ciri atau merenungkan, terhadap bacaan-bacaan yang tidak harus berupa teks tertulis.
Untuk lebih jelasnya , mari kita simak pengertian membaca menurut para ahli:
1.      Juel, membaca merupakan suatu proses untuk dapat mengenal kata-kata dan memadukan menjadi arti kata dan menjadi kalimat dan struktur baca
2.      Fredick Mc. Donald, membaca merupakan respon-respon yang lengkap yang mencakup respon sikap kognitif dan manipulasi.
3.      Hodgso, membaca adalah sebuaah proses yang dilakukan oleh para pembaca untuk mendapatkan sebuah pesan yangakan disampaikan dari penulis dengan perantara media kata-kata ataupun bahasa tulisan.
4.      Bonomo, membaca merupakan sebuah cara untuk memahami suatu arti dan maknanya ada dalam karya tulis.
5.      Lado, membaca yaitu memahami dari beberapa pola atau  tatabahasa dari gambaran tertulis.
6.      Finochiaro, membaca yaitu memahami sebuah arti dan maknanya yang terkandung pada bahasa yang tertulis.
Setelah membahas tentang pengertian membaca. Untuk selanjutnya, pengertian menulis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), menulis berasal dari kata tulis yang berarti ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya).
Banyak para ahli yang memberi penjelasan tentang menulis yaitu sebagai berikut:
1.      Menurut Rudy S. Iskandar, menulis adalah kegiatan menuangkan symbol huruf, sedangkan huruf adalah bentuk-bentuk yang merupakan lambang bunyi seperti “a” dari alat bunyi yang berada dalam rongga mulut dengan mulut dibuka lebar, sedangkan huruf “b” adalah lambang bunyi jika bibir atas dan bawah diletupkan.
2.      Menurut Sabri, kata tulis merupakan kata kerja yang memiliki arti melambungkan apa yang dilihat atau didengar baik berupa huruf maupun angka.
3.      Henry Guntur Tarigan, menulis dapat diartikan sebagai menuangkan idea atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis seabagai media penyampai.
4.      Djago Tarigan, menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, pikiran atau pendapat.
5.      Lado, menulis yaitu meletakkan symbol grafik yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
6.      Barli Bram, mengartikan menulis berarti suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.
7.      M. Atar Semi, menulis adalah suatu proses kreatif memindahka gagasan kedalam lambang-lambang tulisan.
8.      Burhan Nurgiantoro, menyatakan bahwa membuat aktifitas aktif produktif yaitu aktifitas membuat bahasa.
Sebenarnya Konsep membaca bukan hanya membaca tulisan buku, surat kabar, majalah atau apa saja yang berbentuk tulisan berupa kata dan kalimat seperti yang telah dipaparkan oleh para, akan tetapi juga membaca itu berarti mengamati, atau menangkap signal-signal peristiwa dengan pikiran, perasaan dan hati nurani. Begitupulah dengan kegiatan menulis, kita bukan hanya membuat guratan ( ) berupa angka-angka, huruf ataupun symbol grafik dengan pensil atau pena, namun lebih daripada itu, misalnya membuat guratan (menulis) kehidupan diri sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan melihat memahami dan melafazkan baik secara langsung dengan lisan atau dalam hati apapun yang tertulis sesuai peraturan-peraturan tertentu. Sedangkan menulis adalah kegiatan menuangkan symbol bunyi berupa huruf (a sampai z) dengan pena, pensil, cat dan sebagainya. 

SIAPA YANG MEMBERI PERINTAH?
Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, bahwa membaca itu merupakan sebuah perintah. Bukan dari dari saya secara pribadi, bukan dari kedua orangtua saya atau juga bukan dari orangtua anda secara langsung. Bukan juga perintah yang dapat ditolerir dari istri dan anak anda, bukan juga perintah yang memaksa dari presiden ataupun wakil presiden kita.
Membaca merupakan sebuah perintah dari Allah swt, yang dibawa langsung oleh malaikat untuk disampaikan oleh nabi kepada semua ummat manusia. Anda masih belum percaya dengan perihal perintah tersebut? Atau mesti saya ulangi perintah itu! Baiklah akan saya ulangi demi sebuah kebaikan:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (mulia), yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq; [95]: 1-5)
Tuh kan! Ini sebuah perintah langsung dari Tuhan yang maha Kuasa, Tuhan yang maha Gaib yang harus segera dilakukan. Mengapa kita masih saja enggan untuk melakukannya? Mengapa kita masih bermalas-malasan dengan sejumlah alibi yang tidak masuk akal? Anda tidak menyangka-kan kalau sejatinya perintah membaca itu sudah lama diperintahkan untuk manusia, jika tidak! mana mungkin dunia akan berkembang sampai sejauh ini.
Seperti hal-nya membaca, menulis juga merupakan perintah langsung dari Tuhan yang maha Pemurah. Kalimat “Tuhanmulah yang Maha pemurah (mulia), yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.” Banyak para pakar mengartikan bahwa Tuhan adalah maha Guru di alam semesta ini, yang mengajar seluruh mahkluh ciptaan-Nya termasuk manusia dengan ilmu-Nya yang tak terbatas.
Tuhan bisa mengajar manusia secara langsung, seperti yang pernah diceritakan oleh guru mengaji saya. bahwa Tuhan mengajarkan secara langsung kepada nenek moyang manusia Adam as, nama-nama benda. Sehingga para malaikat kagum dan memberi hormat kepada-Nya.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah; [2]: 31-33).
Tuhan juga bisa mengajar manusia melalui perantara hambanya. Kemudian, dari hambanya satu ke hambanya yang lain sebagaimana kisah Khidhr as dan Musa as.
Kisah ini bermula ketika Musa ingin pergi ke pertemuan dua buah lautan. Tiba-tiba beliau bertemu dengan Khidhr.
 Musa berkata kepada Khidhr, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
Khidhr menjawab, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
Musa berkata, "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun,"
Khidhr kembali berkata, "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Melihat hal tersebut Musa marah dan berkata, "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.”
Dengan tenang Khidhr berkata, "Bukankah aku telah berkata kepadamu. Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku."
Mendengar perkataan Khidhr, Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku."
Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya. Musa kembali geram dengan apa yang dilakukan oleh Khidhr, ia lalu berkata, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar."
Khidhr berkata, "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"
Musa berucap, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, Maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku."
Maka keduanya pun kembali berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, lalu Khidhr menegakkan dinding itu. Melihat hal itu Musa berkata, "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
Kali ini sebelum berpisah, Khidhr menjelaskan semuanya kepada Musa, "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.”
Lebih lanjut lagi Khidhr menjelaskan, “dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."
Demikianlah kisah Khidr yang memberi hikmah (pelajaran) kepada Musa.
Setelah saya bercerita tentang kisah Kidhr dan Musa. Sekarang mari kita bahas tentang menulis itu adalah perintah. kata “kalam” berasal dari bahasa Arab yang berarti alat tulis berupa pena, pulpen atau semacamnya. Dengan demikian, hal ini mengisyaratkan bahwa segala bentuk ilmu pengetahuan itu harus diabadikan dengan cara ditulis. Memang perintah menulis dalam kata “kalam” itu tersirat atau tersembunyi dan tidak semua orang memahami pesan tersembunyi itu. Berbeda dengan perintah membaca itu sendiri yang tersurat atau tidak tersembunyi ini. Hanya orang-orang yang mau menggunakan akalnya-lah yang mampu memahami pesan tersebut. Jadi menulis juga perintah kan...!
Saya pernah mendengar wejangan dari salah dosen saya ketika masih menjadi mahasiswa. Wejangan itu kurang lebih seperti ini, “Ahmad.., sebagai seorang mahasiswa jangan hanya skripsi saja yang menjadi karya terakhirmu, atau selama menjadi mahasiswa sampai selesai hanya skripsi saja karya tulismu. Kalau bisa engkau harus menelurkan karya-karya yang lain…” wejangan inilah yang mampu menghidupkan bara api semangat saya untuk menelurkan sebuah karya atau menjadi penulis. Walaupun untuk menjadi seorang penulis itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kesabaran, pengorbanan, keikhlasan membagi waktu untuk membaca dan menulis serta yang paling penting adalah money…….
Tulisan pertama saya, pernah saya bawa kesana kemari. Bahkan pernah saya ikutkan lomba menulis melalui internet yang diikuti oleh seluruh penulis yang ada di Indonesia. Setelah tulisan saya siap, kemudian saya kirim lewat via email. Saya menunggu harap-harap cemas. Ketika tiba masa pengumuman
Kemudian, dunia tidak akan berkembang begitu cepat dan pesat dengan sejumlah penemuan teknologi mentereng, tanpa adanya proses dari membaca dan menulis yang dilakukan oleh sejumlah orang. Hanya orang-orang yang berakal-lah yang mampu menerima pesan tentang perintah membaca dan menulis, untuk kemudian melaksanakan dan mengajarkan pesan dari Tuhan yang maha kuasa tentang perintahnya untuk membaca dan menulis.
 Tidak ada orang yang langsung cerdas, pandai, berintelektual tinggi tanpa diawali dari proses membaca terlebih dahulu. Kemudian, mereka mendapatkan itu semua dari bahan bacaan dari beberapa orang yang mau menulis. Tidak ada aktor dan aktris jenius dalam dunia perfilman tanpa diawali pembacaan skrip oleh si aktor dan si aktris. Sedangkan skrip berasal dari tulisan yang ditulis oleh beberapa orang pula.
Tidak akan ada dokter yang dapat menyembuhkan segala jenis penyakit tanpa proses membaca dan menulis yang dilakukan. Tidak akan ada penemuan-penemuan yang mencengangkan dan menggeparkan dunia, tanpa diawali membaca dan menulis oleh si-penemu, dan tidak akan ada kebahagian di dunia dan di akhirat tanpa adanya proses membaca dan menulis.
Sekecil apapun diri kita, sejelek apapun wajah kita, serendah apapun jabatan kita, sebodoh apapun diri kita. Semua tidak pernah bisa berubah, tanpa adanya keinginan untuk melakukan perubahan dengan jalan membaca dan menulis. Kita pasti pernah mendengar pesan gaib ini kan.
Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, jika mereka tidak mengubahnya sendiri! (QS Ar-Rad; [13]: 11]
Jadi mari berubah, mari membaca! Mari menulis! Ya saat ini juga, tunggu apa lagi. Ayo bergegas “Hurry up! no time for relaxed!” orang yang tidak pernah mau berubah adalah orang yang paling celaka dalam hidupnya. Mereka merasa bahwa hidupnya akan baik-baik saja tanpa perubahan. Ingatlah bahwa dunia ini selalu berubah setiap waktu, jika kita tidak mau berubah maka kita akan mendapatkan kerugian dan celaka.
Jika anda berpikir “Ah.. ini sudah terlambat aku sudah terlampau bodoh!” Atau “Aku sibuk, tidak ada waktu untuk membaca!” Atau “Mengapa tidak dari dulu, tidak jauh-jauh hari?” anda salah besar! Tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah usaha yang besar. Semua orang juga sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Namun jika ada kemauan, kita bisa menyediakan sedikit waktu untuk membaca dan menulis. Walaupun hanya sekedar membaca sampul atau sipnosis dari sebuah buku atau walaupun hanya menulis sebaris kalimat saja.
Waktu! seharusnya kita-lah yang mengaturnya, bukan kita yang harus diatur oleh waktu. Maka dari itu, marilah kita gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Ada lagi nich pesan gaib yang lainnya:
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian...,”(QS. Al-‘Ashr; [103]: 1-2)
Lho kok rugi sich! Memangnya rugi kenapa? Rugi gara-gara apa? Ya rugilah jika kita tidak menggunakan waktu dengan sabaik-baiknya! Ya rugilah jika kita terlena oleh waktu! Ya rugilah jika menggunakan waktu untuk berbuat maksiat!Ya rugilah jika kita diatur oleh waktu, bukan kita yang mengatur waktu!
Saya bukan sok menggurui anda atau sok pintar. Ini sebuah kenyataan dan sebuah realitas lho! Jadi saya mengajak semua kalangan, baik kaya atau miskin, rakyat atau pejabat, pelajar atau bukan. yuk gunakan waktu dengan sebaik-baiknya dengan salah satu jalan yaitu memberdayakan diri dengan membaca.. menulis.. membaca.. dan menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH

  Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...