Minggu, 08 November 2020

HIDUP MULIA DENGAN MENGHORMATI ORANGTUA DAN GURU

 

BAGAIMANAKAH SEBENARNYA ADAB KITA TERHADAP ORANGTUA DAN GURU?

BAGAIMANA CARA MENGHORMATI MEREKA?

Sumber: https://republika.co.id/berita/pqbl0f458/berkah-memuliakan-ibu



A. Memahami Adab terhadap Orang Tua

1. Dalil Naqli Perintah Menghormati Orang Tua

Artinya:

”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS.al-Isra’[17]: 23)


Artinya:

“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizku, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat)” (HR. Ahmad)

Ada beberapa hal yang ditegaskan pada ayat diatas, yaitu :

1) Agar manusia tidak menyembah atau beribadah kepada Tuhan selain Allah Swt. Termasuk larangan mempercayai ada kekuatan lain yang mempengaruhi dan menguasai jiwa dan raga selain yang datang dari Allah.

2) Agar manusia berbuat baik kepada ibu dan bapak. Perintah berbuat baik kepada orang tua disampaikan oleh Allah bersamaan atau sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah. Hal ini tentu mengandung maksud agar manusia mengerti dan menyadari bahwa betapa pentingnya berbuat baik terhadap orang tua.

3) Nikmat yang diterima manusia paling banyak datangnya dari Allah Swt, kemudian nikmat yang diterima dari orang tua. Oleh karena itu, kewajiban anak adalah berterima kasih kepada orang tua. Bentuk terima kasih tersebut adalah dengan cara berbuat baik kepada keduanya.

2. Adab terhadap Orang Tua

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak, betapa mulianya  perintah berbakti ini sehingga Allah mensejajarkan dengan perintah bersyukur kepada Allah : Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,” (QS.Luqman [31]: 14)

Ada beberapa sebab mengapa Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yaitu:

1) Orang tua telah berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya. Seorang ibu dengan sepenuh daya upaya telah memberikan kasih sayang tanpa menginginkan balas budi dari anaknya.

2) Kasih sayang orang tua tiada taranya, karena beliau tidak mengenal lelah dan bersusah payah memperhatikan anak-anaknya supaya menjadi anak yang bahagia.

3) Anak adalah belahan jiwa ibu bapak, terutama ibu. Biasanya tidak akan makan sebelum anaknya makan, ibu tidak akan tidur sebelum anak-anaknya tidur, dan jika anak sakit maka ibu yang paling susah sehingga tidak bisa tidur dan tidak enak makan.

Lalu bagaimana cara kita berbakti kepada kedua orang tua? Berikut dipaparkan prinsip-prinsip dasar berbakti kepada kedua orang tua.

1) Tunduk dan Patuh. Apabila keduanya berada dalam kekafiran (belum beragama Islam) dan keduanya memerintahkan untuk keluar dari agama Islam, atau memerintahkan sesuatu perbuatan syirik, kita wajib tidak mengikuti keduanya. Tetapi penolakan itu harus dengan cara halus, agar tidak menyakiti keduanya.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman [13]: 14-15)

2) Dilarang berkata kasar. Membentak, misalnya berkata “hus/ah” dan kata-kata sejenisnya termasuk ungkapan yang tidak baik.

3) Berbuat baik. Apabila orang tua atau salah satunya mencapai usia lanjut kita harus berbuat baik kepadanya, sebagaimana orang tua merawat kita pada saat kita masih kecil. Allah berfirman:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS. al-Isra’ [17]: 24)

4) Berusaha menyenangkan orang tua dan menghindari hal-hal yang menyusahkan hati  kedua orang tua selama tidak bertentangan dengan kewajiban kepada Allah dan rasul-Nya.


Artinya:

“Keridhoan Allah dalam keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan Allah dalam kemurkaan kedua orang tua.” (HR. Tirmidzi)

5) Kita dilarang durhaka kepada kedua orang ibu bapak, karena termasuk dosa besar. Rasul bersabda:

“Ingatlah, maukah aku kabarkan kepadamu tentang dosa besar yang paling besar itu ada 3 macam? Para sahabat menjawab:”Baik ya Rasulullah” Bersabdalah Nabi: ”yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua dan menjadi saksi palsu.” (HR. Bukhari)

6) Bersikap santun, berjalanlah di belakang orang tua, kecuali dalam hal tertentu, dengarkanlah pembicaraannya dan jangan menyela pembicaraannya.

7) Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan doa sebagai berikut:


Artinya:

“Ya Allah Tuhanku, ampunilah segala dosaku, dan dosa kedua orang tuaku, kasihanilah dan sayangilah mereka sebagaimana (mereka) mendidik/ merawatku di waktu kecil.”

8) Jika orang tua kita sudah wafat, maka kewajiban kita adalah sebagai berikut.

a) Meneruskan perjuangannya

b) Senantiasa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang pernah menjadi teman karib orang tua kita

c) Memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya

d) Memohonkan ampun untuk mereka dan senantiasa mendoakannya

e) Melaksanakan wasiatnya (yang baik) jika berwaris

f) Melunasi tanggungan/ hutang-hutangnya jika punya hutang

3. Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap orang. Barang siapa ikhlas berbakti kepada kedua orang tua, maka Allah menjanjikan pahala yang luar biasa seperti berikut.

1) Dibukakan dua pintu surga. Tidak ada seorang mukmin yang mempunyai dua orang tua, dimana pada waktu pagi ia berbuat baik kepadanya, melainkan Allah membukakan dua pintu surga kepadanya.

2) Lebih utama dari pada berjihad di jalan Allah

3) Rida Allah ada di dalam ridho orang tua. Murka Alah ada di dalam murka orang tua.

Barang siapa yang bersyukur kepada Allah tetapi ia tidak bersyukur pada orang tua, maka syukurnya tidak diterima.

4) Dimudahkan rejekinya. Dan barang siapa meninggalkan doa kepada orang tua, maka disempitkan rejekinya

5) Dimudahkan segala urusannya baik urusan dunia maupun akhirat


B. Memahami Adab terhadap Guru

1. Dalil Naqli Menghormati Guru


Artinya:

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).” (HR. Ahmad).

b. Adab terhadap Guru

Sumber: https://bincangsyariah.com/khazanah/adab-menghormati-guru-menurut-pengarang-talim-mutaallim/

Selain diperintah untuk berbakti kepada orang tua, kita juga diperintah untuk berbakti kepada guru. Gurulah yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Berkat guru, kita menjadi manusia yang beriman, mengerti akan hal yang baik dan buruk, berbudi pekerti luhur dan menjadi seseorang yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, kita wajib menghormati guru, baik pada waktu masih mengajar maupun waktu sudah tidak mengajar. Rasulullah Saw. bersabda: 

”Muliakanlah orang yang kamu belajar darinya (guru).” (HR. Abul Hasan al-Mawardi)

Rasulullah Saw. memerintahkan kita untuk memuliakan guru. Guru tidak terbatas pada orang yang mengajar di sekolah saja, tetapi setiap orang yang telah berjasa memberikan ilmu, keterampilan, serta bimbingan. Sebab-sebab kita wajib menghormati guru adalah sebagai berikut.

1) Guru adalah orang yang banyak berjasa kepada kita

2) Guru merupakan orang tua kedua

3) Guru yang telah membuat kita dari belum tahu menjadi tahu, belum bisa menjadi bisa

4) Tanpa guru hidup kita akan buta

Berikut yang termasuk tata cara menghargai dan menghormati guru.

1) Jika bertemu dengan guru ucapkanlah salam

2) Khusnudhan pada apapun yang dilakukan guru

3) Memperhatikan dengan wajah menyenangkan dan penuh semangat saat guru memberikan pelajaran

4) Rendah hati dan hormat, menjaga sopan santun, tidak berjalan di depan guru, dan tidak berdiri di samping guru yang sedang duduk. Rasulullah bersabda: 

”Pelajarilah ilmu dan ajarilah (manusia) dan rendahkanlah diri kepada guru, serta berlaku lemah lembutlah terhadap murid-muridmu.” (HR. Tabrani)

5) Mentaati perintahnya selama perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran agama

6) Ikhlas dalam menerima teguran dan nasihat guru

7) Senantiasa menjaga nama baik guru, tidak menceritakan aib atau kesalahan guru

8) Mengunjungi guru jika ia sedang sakit atau mendapat musibah

9) Memandang guru dengan pandangan memuliakan. KH. Hasyim Asy’ari berkata tidak diperbolehkan bagi pelajar memandang remeh gurunya. Merasa ia lebih pandai dari pada gurunya

10) Tidak melupakan jasa-jasa guru

11) Sabar menghadapi gurunya. Saat perilaku guru secara lahir salah, murid sebisa mungkin mengarahkannya kepada maksud yang baik, mungkin beliau dalam kondisi terdesak dan lain sebagainya. Saat guru memarahi murid, hendaknya murid mengawalinya meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Karena itulah tanda kecintaan guru, kepada murid.

c. Keutamaan Berbakti pada Guru

Guru adalah panglima perang dalam melawan kebodohan. Kita akan menang bila mentaati perintahnya. Memang usaha tak pernah mengkhianati hasil. Namun, akhlak dan penghormatan siswa kepada guru merupakan faktor penting dalam menentukan kesuksesan. Ulama mengatakan kesuksesan siswa itu 70 persen karena akhlaknya dan 30 persen karena ilmunya.

Artinya:

“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu.” (Hilayatul Aulia [6/330], dinukil dari Min Washaya Al Ulama li Thalabatil Ilmi[17])

Sehebat apapun siswa, jika tidak patuh pada gurunya, niscaya akan gugur cita-citanya. Sebaliknya, meski tak bisa apa-apa, namun selalu rajin belajar, patuh dan hormat kepada guru, mencintainya setulus hati, maka tidak mustahil kita akan menjadi orang hebat di kemudian hari. Percayalah, setiap guru selalu mendoakan siswanya agar menjadi pribadi hebat yang bermanfaat bagi nusa bangsa dan agama. Apabila berbakti kepada guru, akan diperoleh keutamaan sebagai berikut.

1) Mudah menerima pelajaran

2) Mendapat ilmu yang bermanfaat

3) Masa depannya cemerlang

4) Kelak menjadi orang hebat bermartabat

5) Hatinya tenang, tenteram, pikirannya cerah, cahaya ilmu mudah masuk

6) Diangkat derajatnya oleh Allah

7) Barakah ilmunya, rejekinya dan hidupnya

Demikianlah semoga bermanfaat!

Minggu, 01 November 2020

KISAH TELADAN FATIMAH AZ-ZAHRA DAN UWAIS AL-QARNI

SIAPA TIDAK KENAL FATIMAH 

AZ-ZAHRA?


sumber: https://muslimobsession.com/fatimah-sosok-ibu-bagi-ayahnya-1/

A. Fatimatuzazahra

1. Biografi Singkat

Nama dan nasabnya adalah Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin Abdul MuṬālib. Ia puteri Nabi Muhammad Saw. Ibunya adalah Khadijah binti Khuwailid. Mengenai kelahirannya, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Fatimah lahir ketika Nabi Muhammad berusia 41 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa semua putera-puteri Nabi Muhammad selain Ibrahim lahir sebelum kenabian. Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir 5 tahun sebelum kenabian, yaitu ketika Baitullah direnovasi, saat itu Nabi Muhammad Saw. berusia 35 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir 1 tahun sebelum kenabian dan ia lebih tua dari Aisyah sekitar 5 tahun. Ia diberi julukan dengan nama ibu ayahnya, yaitu Ummu Aminah.

Fatimah merupakan perempuan yang terlahir dengan kecantikan serta kecerdasan mengesankan. Juga mempunyai kepribadian yang penuh dengan kesabaran, taat kepada orang tua dan mandiri. Sejak usianya yang masih belia, ia harus menggantikan peran ibunya mengurus kebutuhan Rasulullah. Pada saat dakwah periode Makkah, Fatimah sering melihat sang ayah ditentang oleh kaum kafir Quraisy. Meskipun demikian, tidak membuatnya kecil hati dan patah semangat apalagi membenci sang ayah. Ia menjadi penyejuk hati dan pendukung untuk dakwah sang ayah. Fatimah terus tumbuh menjadi perempuan yang kuat, tegar dan penuh kesabaran. Ia juga tumbuh menjadi perempuan mulia yang sangat menjaga harga dirinya.

Keistimewaan Fatimah ditandai dengan julukan-julukan yang diberikan kepadanya. Julukannya yang utama adalah az-Zuhra (yang cemerlang), Batul (perawan), Kaniz (terpelihara), at-Thahirah (yang suci), umm al-A’immah (ibu para imam), Sayyidah (pemuka yang mulia, penghulu), Nisa’ al-‘Alamin (wanita sejagat) dan banyak lagi julukan.

Menurut Kitab Nur adh-Dhalam (syarah ‘aqidatul awam) karangan Syaikh nawawi al-Bantani, pada usia 15 tahun lebih 5 bulan Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Ṭālib yang berusia 21 tahun lebih 5 bulan setelah perang Badar. Dalam pernikahannya dengan Ali bin Abi Ṭālib lahirlah tiga putra; Hasan, Husain dan Muhassin (meninggal masih kecil). Adapun putri yang lahir dari pernikahannya dengan Ali bin Abi Ṭālib adalah Zaynab dan Ummi Kultsum. Menurut al-Laits bin Sa’ad, anak putrinya ada tiga, yaitu ditambah Ruqayyah.

Fatimah sangat terkenal di dunia Islam, karena hidupnya paling dekat dan paling lama dengan Rasulullah Saw.Rasulullah sendiri sangat menyayanginya. Dari dialah keturunan Nabi Muhammad Saw. berkembang dan tersebar di hampir seluruh negeri. Mengenai wafatnya juga terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengatakan pada 3 Jumadil Akhir 11 H pada usia yang masih sangat muda, 18 tahun 2 bulan, tetapi pendapat mayoritas mengatakan bahwa ia meninggal pada malam Selasa, 3 Ramadan tahun 11 H dalam usia 28 tahun setelah sakit keras selama 40 malam.

Merasa ajal sudah dekat, ia membersihkan dirinya, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, yaitu Asma bin Abi Ṭālib. Ia meninggal dengan satu pesan bahwa hanya Ali bin Abi Yhalib yang boleh menyentuh tubuhnya. Untuk itu yang memandikan dan mengkafani Fatimah sewaktu meninggal dunia adalah Ali bin Abi Ṭālib, dan Ali pula yang mengkuburkannya bersama Hasan dan Husain pada tengah malam dan dimakamkan di pemakaman al-Baqi’.

2. Keutamaan Fatimah az-Zahrah

a. Rasulullah Saw.bersabda: “Fatimah adalah sebagian daripadaku, barangsiapa ragu terhadapnya, berarti ragu terhadapku, dan membohonginya adalah membohongiku”. (HR. Bukhari).

b. Rasulullah Saw.bersabda kepada Fatimah : “Tidakkah engkau senang jika engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam”. (HR. Bukhari).

c. Rasulullah bersabda: “Wahai Fatimah , tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita umat ini atau wanita mukmin”. (HR. Bukhari-Muslim)

d. Rasulullah bersabda: “Tokoh penghuni surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim istri Fir’aun”. (HR. Ahmad)

3. Teladan yang dapat diambil dari Fatimah az-Zahrah

Kehidupan rumah tangga Fatimah sangatlah sederhana, bahkan sering mengalami kekurangan, sehingga beberapa kali harus menggadaikan barang-barang rumah tangga untuk membeli makanan. Suatu saat kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada orang Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Namun demikian, keluarganya tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat.

Nabi Muhammad Saw. sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Muhammad Saw. sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tiada henti menangis. Nabi Muhammad Saw. memanggilnya dan berbisik kepadanya sehingga tangisannya semakin bertambah. Kemudian Nabi Saw. berbisik lagi, dan ia pun tersenyum. Kemudian hal tersebut ditanyakan kepada Fatimah. Dia manjawab bahwa dia menangis karena ayahnya memberitahu kepadanya bahwa tak lama lagi ayahnya akan meninggal, tetapi kemudian ia tersenyum karena dialah keluarga Nabi yang pertama akan menjumpainya di surga nanti .

Fatimah adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam. Dari Fatimah inilah banyak diriwayatkan hadiś. Dialah tokoh perempuan dalam bidang kemasyarakatan. Orangnya sangat sabar dan bersahaja, akhlaknya sangat mulia. Fatimah az-Zahrah adalah seorang wanita yang selalu mendukung perjuangan ayahnya dan suaminya. Walaupun anak seorang yang sangat disegani namun, Fatimah tidak pernah sombong. Ia adalah seorang istri yang sangat sederhana hidupnya tanpa banyak menuntut pada suaminya.


SIAPA YANG BELUM KENAL UWAIS AL-QARNI?


https://mantanislamjamaah.com/2019/01/08/kisah-uwais-al-qarni/

B. Uwais Al-Qarni

1. Biografi Singkat

Uwais al-Qarni adalah penduduk Yaman, daerah Qarn dari kabilah Murad. Hidup sebagian ak yatim, membuatnya sangat mencintai dan berbakti kepada ibunya. Uwais al-Qarni pernah mengidap penyakit kusta, lalu berdoa kepada Allah Swt. sehingga diberi kesembuhan, tetapi masih ada bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Menurut keterangan, Nabi Muhammad Saw. pernah menyampaikan bahwa Uwais al-Qarni adalah pemimpin para tabi’in. Suatu ketika Nabi Muhammad Saw. berkata kepada Umar bin Khattab, “Jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah Swt. untukmu, maka lakukanlah!”

Ketika Umar bin Khattab menjadi Amirul Mukminin, dia bertanya kepada para jamaah haji dari Yaman di Baitullah pada musim haji, “Apakah di antara warga kalian ada yang bernama Uwais al-Qarni?” 

Mereka menjawab, “ada”. Umar kemudian bertanya lagi, “Bagaimana keadaannya ketika kalian meninggalkannya?”

Mereka menjawab tanpa mengetahui derajat Uwais, “Kami meninggalkannya dalam keadaan miskin harta benda dan pakaiannya usang.”

Umar bin Khattab berkata kepada mereka, “Celakalah kalian. Sungguh, Rasulullah Saw. pernah bercerita tentangnya. Kalau dia bisa memohonkan ampun untuk kalian, lakukanlah!”

Dan setiap tahun Umar bin Khattan selalu menanti Uwais. Suatu ketika dia datang bersama jamaah haji dari Yaman, lalu Umar menemuinya. Dia hendak memastikannya terlebih dahulu, makanya dia bertanya, “Siapa namamu?”

Orang itu menjawab, “namaku Uwais.”

Umar melanjutkan pertanyaannya, “Di Yaman daerah mana?”

Dia menjawab, “Dari Qarn.”

Umar bertanya lagi, “dari kabilah mana?”

Dia menjawab, “Dari kabilah Murad.”

Umar bin Khattab bertanya lagi, “Bagaimana ayahmu?”

“Ayahku telah meninggal dunia. Saya hidup bersama ibuku,” jawabnya.

Umar melanjutkan, “Bagaimana keadaanmu bersama ibumu?” 

Uwais berkata, “Saya berharap dapat berbakti kepadanya.” 

Lalu Umar bertanya lagi, “Apakah engkau pernah sakit sebelumnya?” 

Uwais menjawab, benar, saya pernah terkena penyakit kusta, lalu saya berdoa kepada Allah Swt. dan saya diberi kesembuhan.”

Umar bertanya lagi, “Apakah masih ada bekas dari penyakit tersebut?”

Dia menjawab, “di lenganku masih ada bekas sebesar dirham.”

Dia memperlihatkan lengannya kepada Umar. Ketika Umar bin Khattab melihat hal tersebut, maka dia langsung memeluknya seraya berkata, “Engkaulah orang yang diceritakan oleh Rasulullah Saw.mohonkanlah ampun kepada Allah Swt. untukku!”

Uwais berkata, “Masa saya memohonkan ampun untukmu wahai Amirul Mukminin?”

Umar bin Khattab menjawab, “ya, benar.” 

Khalifah Umar meminta kepadanya sehingga Uwais memohonkan ampun untuknya. Selanjutnya Umar bertanya kepadanya mengenai tujuannya setelah musim haji. Dia menjawab, “Saya akan pergi ke kabilah Murad dari penduduk Yaman ke Irak.”

Umar berkata, “Saya akan kirim surat ke walikota Irak mengenai kamu?”

Uwais berkata, “Saya bersumpah kepada Anda wahai Amriul Mukminin agar engkau tidak melakukannya. Biarkanlah saya berjalan di tengah lalu lalang banyak orang tanpa dipedulikan orang.”

2. Teladan Yang Bisa Diambil Dari Uwais Al-Qarni

Uwais al-Qarni sosok pribadi yang sangat sederhana. Hidupnya tidak bergelimang dengan harta. Ujian hidup yang dialami diterima dengan ikhlas dan tetap tidak meninggalkan usaha serta kerja keras untuk keluar dari ujian itu. Termasuk ketika diuji penyakit kusta oleh Allah Swt. Uwais al-Qarni juga figur yang sangat hormat dan taat kepada ibunya.

Sebagian hidupnya digunakan untuk merawat dan mendampingi ibu yang sangat disayangi. Walaupun ia mendapat perhatian sanga penguasa waktu itu yaitu Umar bin Khattab, tetapi Uwais al-Qarni tidak memanfaatkan fasilitas dan kesempatan tersebut untuk bersenang-senang. Justru Uwais al-Qarni tidak mau diperlakukan istimewa, justru sebaliknya dia ingin diperlakukan sama dengan rakyat yang lain.

Demikianlah kisah teladan dari kedua tokoh utama ummat Islam, semoga menjadi teladan bagi kita semua... Aamiin...!!!


Sabtu, 31 Oktober 2020

KISAH NABI LUTH AS

 SIAPAKAH LUTH ITU ?

SIAPAKAH KAUM SODOM ITU?

A. NABI LUTH DALAM AL-QUR'AN

Nabi Luth adalah salah satu nabi yang diutus untuk negeri Sodom dan Gomarah (Amurah). Beliau ditugaskan berdakwah di Sadum, Syam, Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali dalam al-Qur’an. Berikut diantara Firman Allah tentang kisah Nabi Luth dalam berjuang terhadap kaumnya:


Artinya:

“Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota, yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh.”(QS. al-Anbiya’ [21]: 74-75)

Artinya:

“Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas". Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir." Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu".

(Luth berdo’a): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan". Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua,kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. asy-Syu’ara’[26]: 160-175)

Demikian beberapa surah yang menjelaskan Nabi Luth as dan kaumnya yang bobrok.

B. KISAH NABI LUTH AS

Masyarakat Sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela, kaum yang sangat keji dan buruk dalam tingkah lakunya, yang senang melakukan hubungan bersenggama antar sesama yang di sebut (homoseks) bagi pria dan (lesbian) bagi perempuan. Selain itu mereka bayak melakukan perampokan, mencuri, berjudi serta beraneka ragam kejahatan lainya. Kegiatan seks keji ini mereka menganggapnya biasa saja dan hal yang wajar dilakukan untuk melampiaskan nafsunya. Seolah-olah mereka terjebak dalam kesesatan yang nyata tanpa memperdulikan apapun.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian parah penyakit sosialnya, diutuslah Nabi Luth keturunan dari Haran Bin Tarah yaitu Azar dan keponakan dari Ibrahim, sebagai Rasul. Beliau banyak mengikuti hijrah bersama Nabi Ibrahim sebelum Luth di utus kepada kaum Sodom. Sodom merupakan suatu penduduk yang bertempat di Ardan. Nabi Luth mengajak kaum Sodom untuk beriman dan beribadah kepada Allah, meninggalkan kebiasaan mungkar, tetapi kebanyakan kaumnya mendustakan, mereka mengatakan bahwa Nabi Luth sok suci.

”Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (QS. ash-Shu’ara’[26]: 160-163).

Bahkan catatan kejahatan mereka ditambah dengan kejahatan baru yang belum pernah terjadi di muka bumi. Mereka memadamkan potensi kemanusiaan mereka dan daya kreativitas yang ada dalam diri mereka. Yaitu kejahatan yang belum pernah dilakukan seseorang sebelum mereka, dimana mereka berhubungan seks dengan sesama kaum lelaki (homoseks). 

”Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) itu sedang kamu memperlihatkan (nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)." (QS.an-Naml [27]: 54-55). 

Nabi Luth menyampaikan dakwah kepada mereka dengan penuh ketulusan dan kejujuran. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berlalu, dan Nabi Luth terus berdakwah. Namun tak seorang pun yang mengikutinya dan tiada yang beriman kepadanya kecuali keluarganya. Bahkan keluarganya pun tidak beriman semuanya. Istri Nabi Luth yang bernama Wa’ilah kafir seperti istri Nabi Nuh.

”Allah membuat istri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS. at-Tahrim [66]: 10)

Nabi luth berjuang menasehati mereka tanpa lelah. Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih." (QS. an-Naml [27]: 56).

Karena mereka tidak mau mendengarkan nabi luth dan tetap melakukan perbuatan sesat itu, maka Nabi Luth memohon kepada Allah agar Dia menolongnya dari kaumnya,” Ya,Tuhanku, tolonglah aku(dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.”(QS.al-Ankabut[29]: 30)

Akhirnya Allah menurunkan azab kepada mereka dengan mengutus malaikat menghancurkan segala nikmat yang Allah berikan kepada mereka, dengan cara mengutus malaikat untuk datang ke rumah Luth menyerupai lelaki yang cukup tampan. Lelaki tampan ini mengetuk pintu rumah Nabi Luth dan mengucapkan salam. Ketika Nabi Luth membukakan pintu, Nabi Luth heran dengan pemuda ini yang ia tidak kenal berkunjung ke tempatnya. Dalam hati Nabi Luth bertanya kepada dirinya sendiri, ada perlu apakah pemuda ini bertamu kerumahnya sekaligus Nabi Luth khawatir dengan ketampanannya itu menyebabkan penduduk di sini bisa berbuat keji kepada pemuda ini nantinya kata Nabi Luth dalam hati.

Pemuda ini tidak memberitahu sama sekali kepada Nabi Luth bahwa dia ini adalah malaikat yang menyamar sebagai seorang pemuda yang tampan. Kemudian hal yang tidak di inginkan Nabi Luth terjadi, para laki-laki yang ada disana langsung berbondong-bondong ke tempatnya Nabi Luth untuk menyaksikan lelaki tampan tersebut sekaligus untuk mengajaknya berbuat keji yaitu berhomoseks. Nabi luth ketika itu langsung melindungi pemuda ini dari para lelaki yang ingin berbuat keji kepadanya, namun karena terlalu banyaknya laki-laki, Nabi Luth sangat kewalahan menghadapi mereka. Terlihat muka Nabi Luth yang sangat khawatir, malaikat lalu memberitahukan kepada Nabi Luth bahwa dia adalah seorang malaikat yangmenyamar untuk menghancurkan tempat ini. Setelah penduduk Sodom mengetahui perihal tamu tampan yang ada di rumah Luth, dengan buas dan penuh nafsu, mereka pun segera menuju rumah Luth. Dan sesampai mereka di rumah Luth, didapati pintu rumah Luth tertutup. Kaum Luth pun lantas berteriak, ”Luth, bukalah pintu rumahmu jika tak ingin kami membukanya dengan paksa!”

Istri Luth berusaha mencari Luth, dan ternyata ia menjumpai suaminya meninggalkan tamunya itu dalam kamar. Ia kemudian mengintai dari balik tirai dan hatinya merasa senang. Di luar, teriakan kaum Luth semakin menjadi-jadi. Akibatnya, dari balik pintu, Luth hanya bisa berkata kepada kaum Sodom, "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang bisa membedakan (baik dan buruk)?”(QS.Hud [11]: 78). Tetapi ucapan Luth tak diindahkan kaumnya. "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." (QS.Hud [11]: 78).

Luth masih dihinggapi rasa khawatir. Tetapi, tamu itu berkata lagi. ”Bukakan pintu dan tinggalkan kami bersama mereka!” Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang–orang haus terhadap lelaki itu masuk. Mereka pun menyerbu masuk.

Namun malangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menginjakkan kaki mereka untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu pun. Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Sementara itu, para penyerbu rumah Nabi Luth dalam keadaan kacau balau berbenturan satu dengan yang lain berteriak-teriak, bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta mendadak. 

Lalu, bertanyalah Luth kepada utusan Allah itu, ”Apakah kaumku akan dibinasakan saat ini juga?” Utusan Allah memberitahukan bahwa azab akan ditimpakan kepada kaum Luth pada waktu subuh nanti. Mendengar Malaikat itu, Luth segera berpikir, bukankah waktu subuh sudah dekat? Luth pun diperintahkan segera pergi dengan membawa keluarganya pada akhir malam dan keluarga Luth akhirnya pergi ke luar kota, tidak bersama dengan Wa’ilah. Karena istri Luth telah berkhianat kepada suaminya dan telah membantu orang-orang yang berbuat kerusakan, dan ia harus menerima akibatnya. Maka turunlah azab atas dirinya, bersama semua kaum Luth yang ingkar itu.

”Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS.Hud [11]: 82-83).

Demikianlah, akhir dari kisah istri luth dan kisah penduduk Sodomi yang telah melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh penduduk bumi sebelumnya karena mereka melampiaskan nafsu dengan mendatangi lelaki (sodomi), bukannya mendatangi wanita. Akhir kisah yang menyedihkan dari istri luth dan penduduk sodomi yang ditimpa azab yang amat pedih. Istri nabi luth ikut terkena azab karena dia mengingkari ajaran yang di bawakan suaminya (Nabi Luth). Adapun sang anak mereka selamat dari azab, karena mengikuti ajaran ayahnya. Kini mereka yang selamat hidup rukun dan hidup sesuai dengan ajaran islam serta menyebarkannya


C. PESAN MORAL DARI KISAH NABI LUTH AS

1. Kegigihan Nabi Luth berdakwah mengajak kaum Sodom untuk meninggalkan perilaku yang merusak patut kita jadikan teladan. Dalam menghadapi kaumnya, Nabi Luth memiliki beberapa keistimewaan diantaranya.

1) Pantang menyerah terhadap kaumnya, berkali-kali Nabi Luth menyerukan kepada kaumnya untuk meninggalkan kebudayaan menyimpang yaitu homoseks, namun karena sudah terlanjur hancur moral masyarakat di sana mereka pun tidak mau mendengar perkataan Luth. Hanya sebagian kecil saja yang mau mengikuti ajaran Nabi Luth.

2) Tabah dalam menghadapi hujatan dari kaumnya, mereka tidak mau mengikuti  ajaran Nabi Luth dan justru memperolok Nabi Luth dengan kata-kata ”Sok suci” bahkan mereka tega mengusir Nabi Luth kalau tidak mau menghentikan dakwahnya.

3) Tetap bertanggungjawab mengemban tugas menyampaikan risalahnya. Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatandan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau perorangan beriman kepada Allah, beramal saleh dan menjauhi kemaksiatan.

4) Sabar dalam menghadapi ujian cobaan baik yang datang dari kaumnya ataupun dari istrinya sendiri yang justru membangkang pada dakwahnya.

5) Peduli ketika memikirkan malaikat yang menyamar sebagai seorang pemuda, dikhawatirkan keselamatannya dari nafsu para kaumnya.

b. Sikap pribadi dalam satu keluarga, mempunyai karakter yang beragam. Walaupun demikian sikap pembangkangan dan penghianatan istri terhadap suami sangatlah tidak wajar dan bernilai rendah.

c. Cobaan dan rintangan dalam berdakwah bisa datang dari manapun, termasuk keluarga dekat seperti istri Nabi Luth malah menjadi penghalang dakwah Nabi Luth.

d. Sikap membangkang terhadap perintah Allah dan tidak mau bertaubat akan mendatangkan azab Allah seperti yang menimpa kaum Sodom.

e. Siksa atau azab yang menimpa komunitas manusia tentu bukan salah dan kemauan Allah, tetapi oleh karena perilaku anggota masyarakat itu sendiri.

D. IBRAH

Maraknya isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) belakangan ini mengharuskan kita semua belajar lagi dan mengambil hikmah dari kisah Nabi Luth As. dan kaumnya yang dikenal berperilaku menyimpang, yaitu kaum homoseksual (liwath). Kisah kaum Nabi Luth, benar-benar bisa kita ambil pelajaran terhadap keadaan kehidupan sekarang antara lain.

Simbol LGBT

a. Perbuatan homoseksual (pria atau wanita penyuka sejenis) disebut fahisyah (al-Ankabut 28) Menurut Muhammad al-Hijaz dalam at-Tafsir al-wadhih, esensi fahisyah itu adalah perbuatan yang sangat keji, buruk, menjijikan dan sangat membahayakan. Bahkan saking keji dan nistanya, Allah memberi sifat kaum homoseksual tersebut dengan tiga sifat yaitu kaum yang bodoh, kaum yang melampaui batas kemungkaran dan kaum yang melampaui batas aturan Allah.

b. Perilaku lesbian dan gay kaum Luth As itu disebut mungkar (ditolak keras, tidak bisa diterima norma agama, etika, atau hukum), bahkan kaum Nabi Luth menantang nabinya untuk meminta didatangkan azab Allah Swt.

c. Perilaku kaum nabi Luth itu dinilai Zalim, baik zalim pada dirinya sendiri ataupun orang lain. Banyak riset menunjukkan timbulnya penyakit aids adalah karena hubungan seksual sesama jenis, melalui perilaku seks anal (dubur) yang oleh Nabi Saw. secara tegas dilarang.

d. Perilaku kaum Nabi Luth itu musrif artinya sungguh keterlaluan, atau melampaui batas kepatutan dan kewajaran (abnormal), hewan yang tidak punya akal saja tidak ada yang menyukai sesama jenis. Artinya perilaku kaum Nabi Luth itu lebih hina dari pada perilaku hewan.

e. Perilaku kaum Nabi Luth itu dinilai Mufsid (merusak), merusak tujuan dan fungsi pernikahan yaitu reproduktif secara sehat dan halal sekaligus merusak spiritual dan masa depan manusia.

f. Perilaku kaum Nabi Luth itu jelas melanggar HAM, melawan nurani dan fitrah kemanusiaan yang benar dan lurus, mematikan proses reproduktif melalui pernikahan berbeda jenis dan mematikan masa depan kemanusian.

g. Karena keji dan nistanya perbuatan homoseksual, maka Allah menurunkan siksa kepada mereka enam siksaan sebagai berikut.

1) Allah menurunkan hujan batu

2) Allah membutakan mata mereka

3) Allah membalikkan negeri mereka sehingga tanah menjadi atap dan atap menjadi tanah

4) Allah menurunkan hujan sangat dahsyat dan hebat

5) Allah menurunkan suara keras yang sangat menggelegar

6) Allah menurunkan angin yang sangat kencang yang membawa bebatuan Sungguh siksaan yang sangat mengenaskan sekaligus hukuman yang sangat menyeramkan.

Semua itu Allah jelaskan agar apa yang terjadi dengan kaum Nabi Luth As tidak terulang lagi pada masa-masa setelahnya. Karena itu, di penghujung kisah Nabi Luth As Allah menegaskan bahwa semua itu sejatinya menjadi pelajaran bagi orang orang yang selalu mengambil pelajaran, juga bagi orang-orang yang beriman




Senin, 17 Agustus 2020

SINOPSIS NOVEL BADDIUZZAMAN DAN PENA ULAR

BADDIUZZAMAN DAN PENA ULAR




https://youtu.be/m_LpI305320
LINK SINOPSIS DI YOUTUBE
PENULIS: Al-Firdaus
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 978-623-294-255-4
Terbit : Agustus 2020
Harga : Rp 100000
www.guepedia.com

Sinopsis:

Berawal dari mimpi Baddi bertemu dengan sosok asing yang mengaku sebagai kakek buyutnya. Di awal pertemuan sang kakek mengajak Baddi jalan-jalan mengitari sekolah Nusantara, sekolah intergaib. Diakhir pertemuan sang kakek memberikan sebuah kotak sebuah pena berbentuk ular, yang nantinya mengantarkannya masuk ke dalam Sekolah Nusantara.

Di sekolah Nusantara, Baddi bertemu dengan Rusli, Nurul si anak kepala sekolah, dan Jack si anak ketua komite sekolah yang super sombong. Begitu mereka tiba di Aula sekolah, Baddi dan semua siswa baru di seleksi oleh panitia menggunakan kendi keramat bermata, untuk ditempatkan ke dalam asrama: Citra Kencana, Bagaskara, Temben Sikamali dan Kaliandara. Dengan ditemani Nurul, Baddi memilih asrama Temben Sikamali, sementara Jack dan Rusli terlibat dalam perkelahian kecil disatukan dalam satu asrama Kalindara.

Kejadian demi kejadian yang unik dan menakjubkan senantiasa Baddi alami bersama Nurul dan Rusli, seperti masuk ke dalam portal ajaib dan menghadapi 3 lingkaran api untuk mengambil buku misterius, lalu berhadapan dengan master Giant dan Kendil yang tak lain adalah Clara sang pengawal pribadi miss Betty Gonsalves. Dan petualangan Baddi beserta teman-temannya masih akan terus berlanjut....!

Minggu, 09 Agustus 2020

AKIDAH AKHLAK KELAS X BAB I (BGN I)

 AYO MENGHINDARI SIFAT/ SIKAP TERCELA BAGIAN I





Video Pembelajaran di youtube


A. Hubb al-dunya 

1. Pengertian

Hubb al-dunya  adalah cinta dunia yang berlebihan.  Hubb al-dunya adalah sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan menggerus keimanan seseorang. Yang dimaksud hubb al-dunya di sini adalah mencintai dunia dengan melupakan kehidupan akhirat. Maksud dunia disini adalah segala sesuatu yang kurang bermanfaat di akhirat.

2. Dalil Naqli

Hubb al-dunya merupakan akhlak tercela yang harus dihindari,sebagaimana firman Allah: 

Artinya:

”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbanggabanggaan tentang banyaknya harta dan anak”(QS. al-Hadid [57]:20).

3. Penyebab Hubb al-dunya

1) Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana mencapai kehidupan akhirat.

2) Suka mengumpulkan harta dengan menghalalkan berbagai macam cara. 

”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. at-Takatsur [102]:1-2)

3) Kikir terhadap harta, tidak rela hartanya terlepas dari dirinya.

4) Serakah dan rakus serta tamak. Selalu ingin mengumpulkan harta walaupun sudah memiliki.

5) Tidak mau mensyukuri nikmat Allah. 

 4. Dampak Negatif

Ketika seorang muslim sudah menjadikan dunia ini  sebagai tujuan utamanya, maka itu alamat dia telah terjebak dalam hubb al-dunya. Padahal, dalam prinsip akidah mukmin, dunia ini bukanlah tujuan. Melainkan hanya alat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak. Maka mereka yang hubb al-dunya akan memperoleh dampak negatif sebagai berikut.

1) Cinta dunia akan membuat mereka lalai kepada Allah.

2) Mereka yang begitu mencintai dunia akan mudah tergoyah imannya.

3) Sebagai sumber penyakit, cinta dunia sering mengakibatkan seseorang cinta terhadap hartanya dan di dalam harta terdapat banyak penyakit, antara lain tamak, rakus, pamer, dengki  dan lain-lain.

4) Menghalalkan segala cara demi memperoleh kesenangan dunianya. 

5) Membuat seseorang tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya di akhirat

5. Cara Menghindari 

Betapa bahayanya hubb al-dunya baik bagi diri sendiri ataupun orang lain , maka kita harus berusaha menghindarinya dengan cara :

1) Mengingat bahwa kehidupan dunia itu hanya sementara. Islam tidak memerintahkan umatnya meninggalkan dunia, tetapi diperintahkan untuk menaklukkan dunia dalam genggamannya, bukan dalam hatinya.

2) Memperbanyak mengingat kematian.

3) Qana’ah yaitu merasa cukup terhadap yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas terhadap harta.

4) Mengingat bahwa apa yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. 


B. Hasad

1. Pengertian

Hasad adalah penyakit hati ketika seseorang merasa tidak senang jika orang lain menerima karunia dari Allah. Hasad secara bahasa berarti dengki atau benci. Menurut istilah hasad adalah membenci nikmat Allah Swt. yang dianugerahkan kepada orang lain, serta menginginkan agar nikmat tersebut segera hilang atau terhapus dari orang lain. 

Cinta harta dan gila jabatan dapat menimbulkan hasad Nikmat yang dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada hamba-Nya tidak sama. Ada manusiayang dikaruniai nikmat berupa harta benda, ada yang dikaruniai nikmat berupa anak, kecerdasan, kecantikan, dan lain sebagainya. Akan tetapi manusia yang mempunyai perilaku hasad merasa tidak senang jika orang lain menerima karunia-Nya.

2. Dalil Naqli

Allah berfirman: 

Artinya:

“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.” (QS. ali- Imran [3]: 120) 

3. Sebab-sebab

Ada dua sebab utama yang membuat seseorang berlaku hasad, yang pertama adanya rasa permusuhan dan kebencian kepada seseorang. Yang kedua adanya sifat takabur atau sombong yakni merasa diri sendiri yang paling baik, paling benar atau paling hebat.  Dari sifat dan sikap seperti ini seseorang tidak suka terhadap keberhasilan dan kemajuan yang dicapai orang lain.

4. Dampak Negatif Hasad
Dampak negatif  perilaku hasad sebagai berikut.
1) Menghanguskan amal kebaikan  Hasad dapat membakar amal kebaikan bagaikan api membakar kayu bakar. Rasulullah Saw. bersabda: 

Artinya:

“Jauhilah olehmu sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Ahmad) 

Semua amal baik membutuhkan perjuangan keras, sangat disayangkan bila amal baik itu hanya lenyap dalam sekejap oleh perilaku hasad. Ibarat “Panas setahun terhapus dengan hujan sehari.” Sekali berbuat hasad, amal kebaikan yang telah dikumpulkan bertahun-tahun pun lenyap tidak berbekas. 

2) Merasa senang jika orang lain tertimpa musibah
3) Memutus tali silaturahmi
4) Hilangnya ketenangan dan kebahagiaan
5) Tidak dapat menyempurnakan iman

5. Cara Menghindari Perilaku Hasad
1) Memperbanyak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
2) Menanamkan kesadaran bahwa sifat hasad akan membawa seseorang menderita batin
3) Berfikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita 
4) Menumbuhkan kesadaran bahwa akibat dari dengki itu adalah permusuhan dan permusuhan akan membawa petaka .
5) Memelihara sikap rendah hati, tidak sombong atau membanggakan diri, dan meyakini bahwa semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah Swt. sehingga kita tidak perlu merasa tersaingi apabila orang lain mendapatkan suatu kenikmatan dari Allah.  
6) Saling mengingatkan dan saling menasehati
7) Bersikap realistis melihat kenyataan
8) Mempunyai pendirian dan tidak mudah terprovokasi
9) Senantiasa ingat pada Allah dan meminta perlindunngan kepada-Nya agar terhindar dari sifat hasad. 


Sumber:

Buku Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2019

AKIDAH AKHLAK KELAS X BAB I (BGN II)

 AYO MENGHINDARI SIFAT/ SIKAP TERCELA BAGIAN II


A. Ujub

1. Pengertian Ujub

Secara bahasa (etimologi), ’Ujub, berasal dari kata ’ajaba yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Al-I’jabu bi al-Nafs berarti kagum pada diri sendiri. Yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Secara istilah dapat kita pahami bahwa ’ujub yaitu suatu sikap membanggakan diri, dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada kemampuan diri. Imam Ghozaly menuturkan, “Perasaan ’ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaan kepada Allah.”

Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu? Allah berfirman :

Artinya:

”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Maidah [5]: 120)

Dengan demikian hakikat ujub adalah membanggakan diri atas kenikmatan yang ia dapati dengan melupakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah.

2. Dalil Naqli

Rasulullah Saw. bersabda :

Artinya:

“Tiga perkara yang membawa kepada kehancuran: pelit, mengikuti hawa nafsu, dan suka membanggakan diri. “(HR. ath-Thabari, hadits Hasan).

3. Sebab-sebab

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sifat ujub adalah sebagai berikut:

1) Banyak dipuji orang. Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan perasaan ’ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya.

2) Banyak meraih kesuksesan. Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya akan mudah dirasuki perasaan ujub.

3) Kekuasaan. Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada

protes dari orang di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya.

4) Mempunyai intelektual dan kecerdasan yang tinggi

5) Memiliki kesempurnaan fisik. Orang yang cantik, postur tubuh ideal, tampan dan ia memandang kelebihan yang ada pada dirinya, serta lupa akan keberadaannya sebagai manusia maka akan cenderung ujub.

4. Dampak Negatif

1) Ujub akan membawa ke arah kesombongan (kibar), karena ujub merupakan salah satu sebab timbulnya kesombongan dan hal itu memberikan pengaruh negatif yang sangat banyak.

2) Meremehkan dosa dihadapan Allah, karena merasa ibadahnya sudah sempurna.

3) Melupakan nikmat itu pemberian dari Allah karena merasa bahwa keberhasilannya itu merupakan hasil usahanya sendiri bukan pemberian Allah

4) Tidak takut azab dan kemurkaan Allah karena ia meyakini bahwa ia telah mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.

5) Menggugurkan pahala, karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya.

6) Enggan bermusyawarah dan berdiskusi dengan yang lain, juga enggan bertanya mengenai hal yang tidak diketahui. Ia lebih senang pada pendapatnya sendiri.

7) Hilangnya rasa saling menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya dan menanamkan kebencian.

8) Enggan menerima nasehat orang lain karena menganggap orang lain lebih bodoh.

5. Cara Menghindari

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap muslim agar dirinya terhindar dari

penyakit ’ujub diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Selalu mengingat akan hakikat diri. Nyawa yang ada dalam tubuhnya semata-mata anugerah dari Allah. Andaikata Allah tiba-tiba mengambilnya, maka badannya tidak ada harganya sama sekali.

2) Sadar akan hakikat dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat menanam amal shaleh untuk kebahagiaan di akhirat.

3) Menyadari bahwa sesungguhnya nikmat itu pemberian dari Allah, bukan semata-mata hasil usahanya. Ilmu, harta, kesehatan semua itu hanyalah titipan dari Allah

4) Selalu ingat akan kematian dan kehidupan setelah mati

5) Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat Ujub.

6) Berusaha mau bekerja sama dan hidup saling menghargai


B. Sombong

1. Pengertian

Pengertian Sombong (Takabur)

Sombong (takabur) artinya adalah membanggakan diri sendiri. ”Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR. Muslim). Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin dalam bukunya, ”Halal Haram dalam Islam”, mencontohkan beberapa sikap sombong, diantaranya membantah guru, memperpanjang pembicaraan, serta menunjukkan adab buruk kepadanya. Bentuk kesombongan lain adalah menganggap rendah orang yang telah memberikan masukan kepadamu hanya karena dia berasal dari kalangan yang lebih rendah darimu.

Sombong itu merupakan anak dari ujub, akar dari sombong itu adalah ujub. Jadi, ujub itu melahirkan sombong. Terdapat perbedaan antara ujub dengan sombong. Adapun Ujub tidak memerlukan orang lain, sedangkan sombong membutuhkan orang lain sebagai pembandingnya. Islam melarang dan mencela sikap sombong. Allah berfirman:

Artinya:

”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.Luqman [31]: 18).

2. Dalil Naqli

Perbuatan sombong adalah perbuatan yang tercela dan sangat dibenci oleh Allah. Allah

berfirman:

Artinya:

”Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.”(QS. al-A’raf [7]: 146)

Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya:

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat kesombongan sebesar buah dzarrah.”(HR. Bukhari).

3. Sebab-sebab

1) Merasa apa yang diucapkan benar, sehingga menganggap orang lain salah

2) Gila pujian. Jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main dan bertambah keangkuhannya.

3) Merasa banyak ilmu, banyak harta. Namun lebih fatalnya, ada orang tidak kaya tetapi dia bersikap sombong. Rasulullah Saw. bersabda: ”orang fakir yang berlaku sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah juga tidak akan menyucikan, tidak akan memandang mereka , dan bagi mereka azab yang pedih.” (HR. Muslim)

4) Amal dan ibadah. Ia merasa nanti hidupnya selamat sampai di akhirat sedangkan orang lain dianggap tidak selamat.

5) Karena nasab (garis keturunan) dan kelebihan fisik yang dimiliki

4. Dampak Negatif

1) Menjadi penghalang masuk surga, karena tidak memiliki akhlak seorang mukmin. Akhak mukmin adalah pintu surga dan kesombongan penutup pintu surga.

2) Mendapatkan hukuman di dunia karena kesombongannya.

3) Membuat orang lain membenci perilakunya

5. Cara Menghindari

1) Meningkatkan ibadah kepada Allah

2) Meningkatan keimanan dan ketakwaan

3) Menyadari dosa yang akan menimpa pada orang sombong

4) Mengganti dengan berperilaku tawadu’

5) Ikhlas dalam melakukan perbuatan

6) Menyadari segala kekurangan sebagai manusia

7) Menyadari bahwa hidup ini hanya sementara


C. Riya'

1. Pengertian

Pengertian riya’ menurut bahasa berasal dari kata al-Riya’u ( اَلْرِيَاءُ ) yang artinya menampakkan. Yaitu memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.

Secara istilah riya’ adalah melakukan ibadah untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena Allah semata. Menurut Imam Ghazaly riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapatkan pujian atau penghargaan. Salah satu sifat yang erat kaitannya dengan riya’ adalah sum’ah yaitu suka memperdengarkan atau menceritakan kebaikannya kepada orang lain.

2. Dalil Naqli

Allah berfirman :

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu

dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang

menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.” (QS. al-Baqarah [2]: 264).

3. Sebab-sebab

1) Terlalu dikagumi orang lain

2) Lari dari celaan

3) Rakus akan apa yang diperoleh/ terdapat pada orang lain

4) Ambisi mendapatkan kedudukan atau kepemimpinan

5) Senang karena lezatnya pujian orang lain

6) Lalai akan dampak buruk riya’

4. Dampak Negatif

1) Riya’ lebih berbahaya dari pada fitnah Dajjal

2) Nilai amal saleh hilang.

3) Riya’ adalah syirik khofi (tersembunyi)

4) Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

5) Akan merasa hampa dan kecewa apabila perhatian dan pujian yang ia harapkan ternyata tidak didapatnya.

6) Terkena penyakit rohani berupa gila pujian atau gila hormat

7) Bisa menimbulkan pertengkaran bila ia mengungkit-ungkit kebaikannya pada orang lain.

8) Lebih sangat merusak dari pada serigala menyergap domba

9) Menjadi sebab azab di neraka

10) Menambah kesesatan seseorang

5. Cara Menghindari

Penyakit riya’ jangan dibiarkan terus menerus merusak jiwa kita. Kita harus berupaya

untuk menghindarinya dengan cara sebagai berikut.

1) Memperbaiki niat ibadah semata-mata karena Allah

2) Menghindari sikap suka memamerkan perbuatan baik

3) Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan

4) Meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah

5) Mengingat bahaya perilaku riya’

6) Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat riya’

7) Hidup sederhana


Sumber:

Buku Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah  Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2019

SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH

  Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...