Senin, 18 Januari 2021

KISAH-KISAH DALAM AL-QUR'AN

QASANUL QUR'AN

              Sumber Gambar : https://majalahnabawi.com/kisah-perseteruan-iblis-dan-manusia/

A. Definisi Qasanul Qur'an

Kata Qoṣoṣ berasal dari kata bahasa Arab  Bentuk jamak dari kata Qisṣah Yang berarti mengulang kembali masa lalu

Manna’ Khalil al-Qattan “qashashtu atsarahu” berarti menelusuri jejak. Sedangkan Qiṣaṣ menurut Muhammad Ismail Ibhrahim berarti hikayat berarti cerita. Kata al-qashash adalah bentuk masdar seperti dalam QS. Al-Kahfi [18]: 64 disebutkan:
Artinya: “lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula”. 

Secara etimologi, al- Qoṣoṣ mempunyai arti urusan (al-amr), berita (al-khabar), perbuatan (al-sya’an), dan keadaan (al-hal). Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata al-Qasaṣ diterjemahkan dengan kisah yang berarti kejadian (riwayat, dan sebagainya). 

Adapun yang dimaksud dengan Qoṣoṣul Qur’an, sebagaimana dijelaskan Manna’ul Qaththan adalah: 
Qaṣaṣ Al-Qur’an adalah pemberitaan Al-Qur’an tentang ihwal umat terdahulu, nubuwat (kenabian), kejadian faktual yang terjadi pada umat pada negeri-negeri terdahulu yang diceritakan melalui surah dalam Al-Qur’an.” 

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pada kisah-kisah yang dimuat dalam Al-Qur’an semuanya cerita yang benar-benar terjadi, tidak ada cerita fiksi, khayal, apalagi dongeng. Jadi bukan seperti tuduhan sebagian orientalis bahwa Al-Qur’an ada yang tidak cocok dengan fakta sejarah.

B. Pembagian Qasasul Qur’an
1. Ditinjau dari Segi Waktu
a. Kisah hal-hal gaib pada masa lalu. Kejadian-kejadian gaib yang sudah tidak bisa ditangkap Panca indra yang terjadi di masa lampau. Contohnya:
1). Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah bumi. Hal ini diceritakan QS. Al-Baqarah [2]: 30;
Artinya: “ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

2). Kisah tentang penciptaan alam semesta, seperti yang terdapat dalam QS. Al-Furqan [25]: 59;
Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.

3. Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di Surga, dalam QS. Al-A’raf [7]: 11;
Artinya: “(Allah) berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik dari pada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

4). Kisah nabi Nuh, nabi Musa, dan kisah Maryam seperti yang diterangkan dalam QS. Al-Imran [3]: 44; 
Artinya: “Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena7 (mereka untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam, dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.”
 
2. Kisah-kisah gaib yang masih berlangsung hingga masa kini.
Kisah yang menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan menyingkap rahasia orang munafik. Contoh:
a. Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadr, diceritakan dalam QS. Al-Qadar [97]: 1-5;
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

b. Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin, atau iblis. Diceritakan dalam QS. Al-A’raf [7]: 13-14; 
Artinya: “Allah berfirman, "Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” Iblis men­jawab, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.”

3. Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang.
Kisah-kisah yang menceritakan peristiwa yang akan datang yang belum terjadi pada waktu turunnya Al-Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-betul terjadi. Seperti kisah kemenangan kerajaan Bizantium atas kerajaan Persia yang terjadi 7 tahun setelah Al-Qur’an diturunkan. Kisah ini diabadikan dalam QS. Ar-Rum [30]: 1-4;
Artinya: "Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi).” 

2. Ditinjau dari Materi
Ditinjau dari segi materi, kisah-kisah dalam Al-Qur’an menceritakan tentang:

a. Kisah tentang perjalanan dakwah para rasul, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, penentang, serta pengikut mereka. Contoh kisah para nabi dan rasul yang 25, seperti kisah nabi Ibrahim dan mukjizatnya pada QS. Al-Anbiya’ [21]: 69;
Artinya: “Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”

b. Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status kenabiannya agar diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa lalu agar dijauhi dan tidak diikuti. Contoh kisah tentang Luqman dalam QS. Luqman [31]: 12-13; 
Artinya: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha 
Terpuji.”
c. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. seperti kisah tentang kekalahan umat Islam pada perang Uhud dalam QS. Ali Imran [3]: 165;
Artinya: “Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

3. Ditinjau dari Segi Pelaku
Jika ditinjau dari segi pelakunya, maka kisah-kisah dalam Al-Qur’an dibagi menjadi beberapa macam:
1. Kisah tentang manusia, yaitu kisah yang pelakunya adalah mansuia. Seperti kisah yang menceritakan tentang para nabi dan rasul, kisah Ali ‘Imran, kisah Sayyidah Maryam, kisah Fi’aun, kisah Qarun dan sebagainya. Dalam QS. Al- Qoṣoṣ [28]: 38 Al-Qur’an menceritakan kedurhakaan Fir’aun dengan mangaku dirinya sebagai tuhan;

Artinya: “Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta

2. Kisah tentang malaikat, yaitu kisah yang pelakunya malaikat. Seperti QS. Hud [11]: 69-70, yang mengisahkan bahwa malaikat datang kepada nabi Ibrahim dan nabi Luth dengan menjelma sebagai seorang tamu;

Artinya: “Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, "Selamat." Dia (Ibrahim) menjawab, "Selamat (atas kamu)." Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang (69) Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, "Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (70)

3. Kisah yang digambarkan oleh jin. Seperti kisah jin Ifrit yang disebutkan dalam QS. An-Naml [27]: 39-40;

Artinya: “Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya” )٣٩( “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihatsinggasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Maha Mulia” (40)

4. Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang. Contoh dalam QS. An-Naml [27]: 18-19 Al-Qur’an menceritakan tentang burung yang terdapat pada zaman nabi Sulaiman;

Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari (18) maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”(19) 
 
4. Ditinjau dari Segi Panjang Pendeknya
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dilihat dari panjang pendeknya terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Kisah Panjang. Contohnya kisah Nabi Yusuf as. dalam surat Yusuf yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf as., sejak masa kanak-kanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.
2. Kisah yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek (tengah-tengah antara kisah panjang dan kisash pendek), seperti kisah Maryam dalam surah Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam surah al-Kahfi, kisah Nabi Adam as. dalam surat Al Baqarah dan surat Thaha.
3. Kisah Pendek, kisah yang diceritakan dalam jumlah yang tidak lebihh dari sepuluh ayat. Seperti kisah Nabi Hud as. dan Nabi Luth as. dalam surat Al-A’raf 
 
5. Ditinjau dari Jenisnya
Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi beberapa bagian sebagai beriktu:
a. Kisah tentang sejarah
Kisah yang berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti sejarah para nabi dan rasul sebagaimana disebutkan di atas. 
b. Kisah Perumpamaan
Perumpamaan ini merupakan metode Al-Qur’an untuk memperjelas suatu makna tertentu. Seperti Allah mengumpamakan keimanan (tauhid) dengan pohon yang senantiasa menghasilkan buah yang baik, sebagaimana dalam QS. Ibrahim [14]: 24-25; 

Artinya:“tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (25) 


BERSAMBUNG............................ 

C. Faedah Qaṣaṣul Al-Qur’an 

Setelah Ananda memahami tentang pengertian dan pembagian Qoṣoṣul Qur’an beserta contoh ayatnya, selanjutnya Ananda diharapkan mampu memahami faedah dari Qoṣoṣul Qur’an. Di antara faedah Qaṣaṣul Qur’an adalah sebagai berikut: 

1. Dapat memahami metode dakwah yang dilakukan para nabi dan rasul dalam mengajak umatnya untuk mentauhidkan Allah Swt. Seperti metode berdakwah nabi Musa dan nabi Harun terhadap Fir’aun dan kaumnya. Kisah ini dijelaskan dalam QS. Thaha [20]: 42-44;  

Artinya: “Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku (42) Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (430; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut”(44)  
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.  
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya. 
4. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi. 
5. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah (dalil atau dasar pemikiran) yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya.

D. Hikmah Pengulangan Kisah dalam Al-Quran
Di dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan berulangulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah Itu dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut mengandung hikmah yang di antaranya: 
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-Qur’an, terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya. 
b. Membuktikan ketinggian mu’jizat Al-Qur’an, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam. 
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-Qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali agar dapat lebih meresap terpatri dalam hati sanubari. d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah AlQur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya 
 
E. Karakteristik Kisah dalam Al-Qur’an
Kisah-kisah yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an merupakan kisah ilahiah, yaitu sumber kisah-kisah dalam Al-Qur’an berasal dari Allah Swt. Karena itu, kebenaran setiap kisah-kisah Al-Qur’an besifat mutlak dan tidak dapat diragukan lagi. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an memiliki karakter yang khas yang membedakannya dari kisah-kisah yang dibuat manusia. Di antarnya karakter kisah-kisah Al-Qur’an sebagai berikut: 
a. Kisah dalam Al-Qur’an disampaikan dengan gaya bahasa yang indah dan sederhana, sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya dari semua kalangan.
b. Materi kisah dalam Al-Qur’an bersifat universal, sesuai dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia dari masa ke masa.
c. Kebenarannya dapat dibuktikan secara filosofis dan ilmiah melalui bukti-bukti sejarah. d. Banyak kisah yang disampaikan melalui dialog yang dinamis dan rasional sehingga dapat merangsang imajinasi pembaca. 
 
6. Tujuan Qaṣaṣul Qur’an
Setiap muslim mengimani bahwa Allah Swt. Maha Suci dari perbuatan sia-sia. Dalam menurunkan ayat Al-Qur’an yang memuat kisah-kisah tentu Allah Swt. memiliki maksud dan tujuan yang dikehendakiNya. Di antara tujuan adanya kisah-kisah dalam AlQur’an dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
a. Untuk menetapkan kebenaran bahwa Rasulullah Saw. menerima wahyu dari Allah Swt. Adanya kisah-kisah dalam Al-Qur’an, khususnya kisah-kisah ghaib yang tak dapat dijangkau akal manusia justru menguatkan kebenaran apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. bersumber dari Tuhannya. Selain itu, keadaan nabi Muhammad Saw. sebagai rasul yang ummi dapat dijadikan hujjah untuk melemahkan tuduhan orang-orang kafir bahwa Al-Qur’an hasil imajinasi nabi Muhammad Saw. yang diilhami oleh para tukang sihir. 
b. Untuk dijadikan pelajaran bagi manusia. Ada dua aspek yang terkandung dalam kisahkisah Al-Qur’an: pertama, tentang kekuasaan dan kebesaran Allah Swt., kedua, menjelaskan bahwa dakwah para nabi dan rasul mengarah pada substansi yang sama, yaitu mentauhidkan Allah Swt. 
c. Meneguhkan jiwa nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah kepada umatnya. Dengan dikisahkan kepadanya tentang pengingkaran dan kedurhakaan umat-umat masa silam, maka jiwa nabi Muhammad Saw. menjadi lebih kuat sebab cobaan yang dihadapi pernah terjadi pada nabi dan rasul terdahulu. 
d. Memberikan pendidikan akhlak dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena di dalam Al-Qur’an terdapat banyak kisah-kisah teladan yang dapat dicontoh dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 
 
SELESAI......




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEPATAH KATA DARI SISWA YANG MENINGGALKAN SEKOLAH/ MADRASAH

  Foto Penamatan dan Kelulusan Siswa MAN Pinrang Angk. 2020-2021 Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bap...